Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi meyakini insentif yang diberikan pemerintah untuk pembelian kendaraan listrik bisa mendongkrak penjualan pada masa mendatang.
Pemerintah sendiri, berencana untuk memberikan insentif bagi pembelian mobil listrik yang sudah diproduksi atau minimal dirakit lokal. Untuk besarannya, yaitu Rp 80 juta untuk mobil listrik, Rp 40 juta untuk mobil hybrid, Rp 8 juta untuk motor listrik baru, dan Rp 5 juta untuk motor konversi.
"Kalau saya lihat datanya, di 2021 mobil EV terjual 687 unit. Tapi di tahun 2022 sampai dengan November ini, mobil baterainya sudah terjual 7.923 unit. Jadi hampir 8.000, atau naik sekitar 13 kali lipat," uja Nangoi, disitat dari Bisnis Liputan6.com, Senin (19/12/2022).
Advertisement
"Mobil hybrid-nya, pada 2021 terjual 2.400 unit. 2022 sudah terjual 7.300 unit. Jadi sudah naik tiga kali lipat," tambahnya.
Sementara itu, jika pemberian insentif pembelian kendaraan listrik ini benar berlaku, maka Yohannes memproyeksikan pasti peningkatan angka penjualannya akan jauh lebih besar lagi.
"Apalagi kalau insentifnya Rp 80 juta. Misal mobil Wuling, harga mobil listriknya Rp 300 jutaan. Kalau dikasih Rp 80 juta gede sekali loh. Harusnya bisa lebih cepat," ungkap dia.
Oleh karenanya, ia pun menghimbau para pelaku usaha di sektor otomotif segera masuk ke pasar mobil listrik di Indonesia, dan memproduksi kendaraan listrik di Tanah Air.
"Dengan ini kami akan menghimbau para anggota Gaikindo, perusahan-perusahaan yang belum produksi mobil listrik di Indonesia untuk segera mengalihkan produksinya di Indonesia," pungkasnya.
Â
Pemerintah Lobi Australia Bangun Ekosistem EV di Indonesia
Pemerintah terus mendorong percepatan kendaraan listrik di Indonesia, termasuk membangun ekosistem yang lengkap untuk mobil dan motor listrik.
Bahkan, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menjajaki peluang kerja sama dengan negara tetangga, Australia.
Hal ini dilakukan mengingat Indonesia dan Australia memiliki kepentingan yang sama terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik berkat kandungan cadangan mineral yang dimiliki kedua negara tersebut.
Dalam pertemuan sekaligus silahturahmi, hadir Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid bersama Hon Roger Cook, Deputy Premier of Western Australia dan Krita Dunstan, Investment & Trade Commissioner Western Australia untuk ASEAN.
Arsjad mengatakan, Indonesia dan Australia diberkahi dengan cadangan mineral yang sangat dibutuhkan dunia usaha dan industri dalam mempromosikan kendaraan listrik ke depan.
Masing-masing pihak menyadari urgensi untuk mempererat hubungan sebagai tetangga yang baik dalam rangka menarik gerbong industri kendaraan listrik ke kawasan Indonesia dan Australia.
Indonesia memiliki cadangan mineral, seperti nikel, tembaga, bauksit, dan timah yang apabila diintegrasikan dapat satu ekosistem ekonomi seperti industri kendaraan listrik, potensinya dapat menghasilkan nilai tambah berkali-kali lipat.
Â
Advertisement