Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia mendorong peralihan kendaraan konvensional seperti bensin dan diesel ke elektrifikasi. Berbagai strategi dilakukan, termasuk rencana pemberian insentif baik untuk mobil listrik ataupun motor listrik.
Rencananya, pemberian subsidi ini berkisar antar Rp 80 juta untuk mobil listrik, Rp 40 juta untuk mobil hybrid, Rp 8 juta untuk motor listrik, dan Rp 5 juta untuk motor listrik konversi.
Baca Juga
Menurut Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, pemerintah saat ini tengah merumuskan formulasi pemberian insentif mobil dan motor listrik, sehingga mampu mengangkat pemakaian.
Advertisement
"Kita lagi mengatur formulasinya tentang sweetener, model apa yang paling pantas dan kompetitif untuk kita bangun," ujar Bahlil.
Menurutnya, Indonesia perlu menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang tak kalah menarik dibanding negara lain, termasuk negeri tetangga seperti Thailand. Pasalnya, selain bisa membuka lapangan pekerjaan, juga mendorong minat pembeli lewat penyaluran insentif sebagai pemanis.
"Jadi yang kita bangun ke depan adalah ekosistem pembangunan EV dan motor listrik. Itu adalah penciptaan lapangan pekerjaan, karena hari ini kita tahu beberapa negara lain seperti Thailand itu banyak sekali memberikan sweetener," tuturnya.
Potensi Pasar Besar
"Itu yang kemudian merangsang untuk industrinya dibangun dalam negara mereka (Thailand), dan Indonesia tidak boleh kalah," seru Bahlil.
Bahlil menyebut, Indonesia punya potensi pasar yang sangat besar. Dia pun tak ingin pasar tersebut justru dikuasai oleh produk-produk dari luar negeri.
Sebaliknya, ia mendorong para pelaku industri kendaraan listrik Tanah Air untuk melakukan penetrasi ke pasar-pasar ekspor. Khususnya dimotori oleh perusahaan-perusahaan BUMN.
"Nah, ini mungkin yang perlu saya sampaikan terkait dengan hal itu. BUMN juga disampaikan untuk melakukan penyiapan infrastruktur yang lain," pungkas Bahlil Lahadalia.
Advertisement