Sukses

Mode Elektrik pada Jeep 4xe Tak Berfungsi Saat Musim Dingin Menuai Protes

Konsumen Jeep 4xe kecewa karena mode berkendara electric tidak bisa digunakan selama musim dingin. Akibatnya, mereka hanya bisa menggunakan dua mode tersisa, yakni hybrid dan e-save.

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran Jeep Wrangler 4xe dan Jeep Grand Cherokee 4xe memang dibekali dengan fitur electric sebagai salah satu mode berkendara yang bisa dinikmati konsumen.

Melalui mode electric tersebut, SUV asal Amerika Serikat dapat berjalan hanya mengandalkan motor listrik semata. Jadi dengan teknologi tersebut, konsumen bisa menikmati betapa hebatnya mobil tangguh tersebut berjalan hanya mengandalkan baterai meskipun dalam jangkauan yang tidak terlalu jauh.

Namun sayang, baru-baru ini Jeep diprotes konsumen yang kecewa lantaran fitur electric tersebut tidak berfungsi saat mobil digunakan pada musim dingin.

Hal ini pun muncul dalam beberapa forum, di mana para pemilik mobil tersebut mengeluh bahwa kendaraan 4xe mereka tidak berfungsi saat mode electric digunakan.

Oleh karena itu, lantaran salah satu fitur tersebut tidak bisa dijalankan, maka mobil ini jadi mengandalkan mesin konvensional yang harus bekerja secara terus-menerus sehingga konsumen tidak dapat merasakan mengemudi dengan tenaga listrik saja.

Alhasil, konsumen Jeep 4xe yang merasa kecewa dengan kejadian tersebut merasa bahwa Jeep melakukan kebohongan kepada konsumen lantaran fitur berkendara electric tidak dapat bekerja secara optimal.

Alhasil, dengan fitur mode berkendara electric yang tidak bisa digunakan saat musim dingin, pengemudi mobil ini hanya bisa mengandalkan dua mode lainnya yang tersisa yakni hybrid dan e-save.

Sebagai informasi, Jeep Grand Cherokee 4xe ini dibanderol dengan harga sekitar USD 60.360 atau setara dengan Rp 900 jutaan, sementara untuk Wrangler 4xe, harga yang dibanderol untuk konsumen berada di kisaran USD 54.735 atau setara dengan Rp 824 jutaan.

2 dari 3 halaman

Nissan Indonesia Siapkan Dua Model Elektrifikasi Terbaru

Chief Executive Officer PT Nissan Motor Distribution Indonesia Tan Kim Piauw menyebutkan, pihaknya telah berkomunikasi dengan prinsipal terkait penguatan portofolio kendaraan elektrifikasi di Tanah Air. Mereka juga telah melihat dan mencoba langsung beberapa model yang punya potensi dipasarkan.

“Ini masih pembicaraan karena ini program jangka panjang. Tapi kami dapat komitmen dari mereka, Nissan mendukung Indonesia untuk elektrifikasi. Memang kami belum mendapat kejelasan berapa banyak (model), tapi kami sudah dapat komitmen mereka untuk memasukkan model elektrifikasi,” ucapnya di Pantai Indah kapuk, Jakarta, Kamis (19/01).

Saat ini,  Nissan punya dua teknologi elektrifikasi yakni full elektrik dan e-Power. Masing-masing direpresentasikan lewat Leaf dan Kicks e-Power di Indonesia. Lebih lanjut Tan mengungkapkan pihaknya tetap fokus kepada dua produk itu.

Namun, sebagai langkah awal teknologi e-Power bakal ditambah lebih dulu. Bahkan, ia mengungkapkan ingin menghadirkan dua mobil hybrid terbaru.

“Kami berharap di akhir 2023 sudah ada model baru e-Power yang masuk ke Indonesia. Ada beberapa model yang kita bicarakan, tapi persisnya yang mana dulu nanti diberitahukan. Paling tidak waktu GIIAS kami sudah dapat konfirmasi,” ungkapnya.

Dua model yang dimaksud bermain di segmen SUV dan MPV high roof, yakni X-Trail dan Serena. Kedua model e-Power itu telah dipasarkan di Jepang. Peluang keduanya masuk sini cukup besar, mengingat konsumen sudah familiar dengan model itu.

“Di Jepang sudah dipasarkan Serena e-Power dan X-Trail e-Power. Kita berharap dua model ini kita bawa ke Indonesia, tapi masih tahap pembicaraan,” jelasnya.

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Tips Pakai Hand Sanitizer untuk Jaga Kebersihan Tangan Cegah Covid-19