Liputan6.com, Jakarta - Honda Terus memperluas penggunaan teknologi bahan bakar hidrogen untuk berbagai kendaraannya. Pabrikan berlambang 'H' ini melihat teknologi dengan bahan bakar hidrogen sebagai salah satu energi alternatif yang memiliki potensi tinggi di samping listrik.
Hidrogen memiliki karakteristik unik yang dapat menyimpan dan mengangkut energi dengan kepadatan tinggi, dan mengisi tangki dengan cepat. Sistem sel bahan bakar ini diharapkan lebih efektif sebagai sumber tenaga untuk produk mobilitas ukuran besar yang banyak digunakan.
Honda telah melakukan penelitian dan pengembangan teknologi hidrogen dan FCEV selama lebih dari 30 tahun. Sejak 2013, Honda telah bekerja sama dengan General Motor (GM) dalam pengembangan bersama sistem sel bahan bakar masa depan.
Advertisement
Arata Ichinose, Operating Executive and Head of the Business Development Supervisory Unit Honda mengatakan bahwa pihaknya berusaha mewujudkan zero carbon dengan memanfaatkan teknologi hidrogen.
"Kami ingin memperluas lingkaran pemanfaatan hidrogen secepat mungkin. Untuk mencapai tujuan ini, kami telah mengidentifikasi empat domain inti yang akan kami fokuskan selama fase awal bisnis hidrogen kami, model Honda FCEV, kendaraan komersial, pembangkit listrik stasioner, dan mesin konstruksi," jelas Arata, dalam keterangan resmi, Selasa (7/2/2023).
Honda berencana untuk memulai penjualan model FCEV baru pada 2024 di Amerika Utara dan Jepang. Model FCEV Honda didasarkan pada CR-V yang diperkenalkan tahun lalu di Amerika Utara.
Keunggulan FCEV
Keunggulan FCEV memungkinkan berkendara jarak jauh dengan waktu pengisian bahan bakar singkat. Selain itu, model FCEV baru ini akan menampilkan fungsi plug-in yang menawarkan kenyamanan EV yang dapat diisi ulang di rumah.
Honda menargetkan untuk tingkat penjualan awal 2.000 unit per tahun dan akan berusaha untuk memperluas penjualan secara bertahap.
Target tersebut akan meningkatkan penjualan 60 ribu unit pada 2030, dan menjadi beberapa ratus ribu unit per tahun pada paruh kedua 2030-an.
Honda berusaha untuk mewujudkan netralitas karbon pada tahun 2050 sesuai dengan inisiatif perusahaannya.
Â
Advertisement