Sukses

Mobil Listrik DFSK Gelora E Mulai Diproduksi Lokal, Harganya Turun Ratusan Juta Rupiah

PT Sokonindo Automobile (DFSK) kembali menunjukkan komitmennya di industri elektrifikasi di Indonesia. Pabrikan asal Cina ini, telah mulai melakukan produksi lokal untuk mobil listrik Gelora E.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sokonindo Automobile (DFSK) kembali menunjukkan komitmennya di industri elektrifikasi di Indonesia. Pabrikan asal Cina ini, telah mulai melakukan produksi lokal untuk mobil listrik Gelora E.

Dengan sudah mulai diproduksi lokal, harga DFSK Gelora E ini menjadi lebih kompetitif dengan tereduksi ratusan juta rupiah.

CEO PT Sokonindo Automobile, Alexander Barus mengatakan, berdasarkan hasil R&D DFSK, kami memutuskan untuk memproduksi DFSK Gelora E, baik blindvan maupun minibus di Indonesia.

"Hal ini tentu akan memberikan dampak positif, khususnya dari segi harga, karena sudah diproduksi secara lokal dan membuat harga jualnya ke konsumen menjadi semakin terjangkau," ungkap Alexander Barus, di gelaran IIMS 2023, Kamis (16/2/2023).

Produksi DFSK Gelora E dilakukan di pabrik Cikande, Serang, Banten yang sudah mengadopsi berbagai teknologi produksi terkini dan modern sehingga memenuhi status sebagai industri 4.0.

Secara keseluruhan pabrik DFSK mampu memproduksi 50 ribu unit per tahun berkat dukungan teknologi robotik dan sumber daya manusia (SDM) terlatih. Teknologi robotik yang diusung pabrik DFSK sudah mencapai 90 persen untuk proses produksi.

 

2 dari 2 halaman

Teknologi Baterai

DFSK Gelora E sebagai Baterai yang digunakan sudah menggunakan teknologi Lithium-ion dengan kapasitas 42 kWH, dan sanggup untuk menyuplai energi DFSK Gelora E sejauh 300 km. Untuk pengisiannya tidak memerlukan waktu yang lama berkat dukungan fast charging sehingga pengisian daya 20 sampai 80 persen hanya membutuhkan waktu 80 menit.

Kualitas baterai juga sudah dipastikan terjaga karena sudah lolos uji yang dilakukan oleh DFSK.

DFSK Gelora E juga ditunjang dengan efisiensi energi yang tinggi dan mampu mengurangi biaya operasional yang ditimbulkan oleh penggunaan kendaraan. Konsumen cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp200 per kilometer, atau setara dengan 1/3 dari biaya operasional kendaraan komersial konvensional.