Sukses

BMW Bakal Hadirkan Platform Mobil Hidrogen yang Lebih Efisien

BMW tengah mengembangkan platform hidrogen, yang akan disebut New Class

Liputan6.com, Jakarta - BMW tengah mengembangkan platform hidrogen, yang akan disebut New Class. Arsitektur ini untuk mendukung rangkaian kendaraan listrik pabrikan asal Jerman tersebut, dan akan mulai diluncurkan pada 2025.

"Kami sedang berupaya untuk dapat mengintegrasikan hidrogen. Tidak pada 2025, dan mungkin hanya di mobil yang lebih besar. Kami belum menyelesaikan proyek, tetapi itu kemungkinan," ujar Manajer Umum program hidrogen BMW, Jurgen Guldner, dikutip dari Autoblog, Selasa (28/2/2023).

BMW menyebutkan, platform New Class ini diklaim akan jauh lebih mudah, dan jauh lebih murah jika dirancang sejak awal. Pilihan ini tidak pernah digunakan sebelumnya, dibanding untuk memodifikasinya menjadi drivetrain bertenaga hidrogen setelah diproduksi selama beberapa tahun.

BMW sendiri mulai bereksperimen dengan teknologi hidrogen jauh sebelum sebagian besar rekan dan dan saingannya mengembangkan hal tersebut. Pada 2005, BMW merilis prototipe berbasis Seri 7 yang disebut hidrogen 7 yang dilengkapi dengan mesin V12 berkapasitas 6,0 liter yang mampu menghasilkan 256 tk yang dimodifikasi untuk membakar hidrogen.

Sistem ini, bekerja dengan baik, dan sekitar 100 unit telah dibuat dan diuji, tetapi proyek itu ditangguhkan. Satu masalah yang terjadi, adalah efisiensi, yang lainnya adalah mesinnya tidak 100 persen bebas emisi.

“Masih mungkin, akan ada beberapa pabrikan yang melakukan itu, tapi menurut kami itu bukan strategi yang tepat karena kami punya EV. Jika kami tidak memiliki mobil listrik, kami mungkin berpikir berbeda. Kemiripan kendaraan sel bahan bakar dengan kendaraan listrik sangat dekat atau jauh lebih dekat daripada mesin pembakaran bertenaga bensin – dan itu mengubah opini kami. Pertanyaan itu terjawab,” kata bos BMW Oliver Zipse.

2 dari 2 halaman

BMW Recall Puluhan Ribu Mobil Listrik di Tiongkok, Ada Potensi Bahaya Keamanan

Di tengah populasi mobil listrik yang kian meningkat, tidak dibarengi dengan hasil produksi yang cukup baik. Sebagai contohnya, di Tiongkok, BMW baru-baru ini mengumumkan harus menarik kembali atau recall puluhan ribu kendaraan listrik yang sudah mereka luncurkan karena adanya malfungsi pada salah satu sistemnya.

Seperti dilansir Carnewschina, permasalahan yang kini melanda BMW antara lain malfungsi pada sistem tegangan tinggi dan sistem perlindungan pejalan kaki, serta tidak tersedianya airbag penumpang depan. Hal ini akan berdampak besar terkait potensi bahaya keamanan saat terjadi kecelakaan.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, BMW akan melakukan perbaikan melalui perangkat lunak di mana hal ini bisa diatasi melalui Over The Air (OTA) yang dilakukan dari sistem internal langsung.

Adapun unit yang terdampak dari penarikan kembali ini adalah sebanyak 94.395 unit kendaraan, termasuk di dalamnya 93.632 unit kendaraan listrik. Pihak BMW Tiongkok telah melakukan permintaan penarikan kembali kepada State Administration of Market Supervision and Administration untuk melakukan hal tersebut.

Dari total puluhan ribu unit tersebut, kendaraan listrik yang terdampak antara lain:

BMW iX3 EV sebanyak 37.197 unit yang diproduksi dalam rentang tahun 26 September 2020 hingga 30 Desember 2022.BMW i3 EV eDrive35L yang diproduksi pada periode 12 April 2022 hingga 28 Desember 2022 sebanyak 18.500 unitBMW i4 EV eDrive40 dengan tahun produksi antara 22 November 2021 hingga 24 Oktober 2022 sebanyak 1.985 unit.BMW iX xDrive40 yang diproduksi pada rentang waktu 27 Juli 2021 hingga 19 Oktober 2022 sebanyak 2.929 unit.

Adapun penyebab yang menjadi permasalahan mendasar dari recall mobil BMW tersebut adalah pengaturan ambang batas pemantauan tegangan mikrokontroler unit kontrol baterai tegangan tinggi yang tidak masuk akal untuk kendaraan dalam lingkup penarikan kembali ini. Dengan begitu perangkat keras salah menilai, sehingga mengakibatkan gangguan pengisian kendaraan yang tidak terduga atau penghentian sistem tegangan tinggi.