Liputan6.com, Jakarta - Tiga mobil milik tersangka penipuan robot trading Auto Trade Gold (ATG) Dinar Wahyu Saptian Dyfrig alias Wahyu Kenzo diamankan oleh pihak kepolisian.
Kepala Polresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto, mengatakan tiga aset mobil mewah milik Wahyu Kenzo yang diamankan itu adalah Toyota Alphard warna hitam nopol N 88 NJY, Toyota Innova warna hitam nopol L1593 MA, dan BMW M4 warna kuning nopol B 1105 JEN.
“Tiga unit mobil yang diamankan oleh penyidik. Kami juga terus lakukan pendalaman pemeriksaan tambahan,” kata Budi Hermanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 9 Maret 2023. Kepolisian, lanjutnya, juga bakal terus menyelidiki dan memeriksa dan mengumpulkan aset lain milik tersangka seperti rumah dan tanah. Dari informasi sementara, tersangka diketahui memiliki dua unit rumah di kompleks perumahan berbeda di Malang.
Advertisement
Salah satu mobil termahal yang memiliki harga termahal adalah BMW M4. Huruf M menandakan sebagai varian performa tertinggi di BMW, selain dilengkapi dengan fitur-fitur canggih, mobil BMW yang disematkan huruf M memiliki mesin terkencang dibanding BMW varian lain. Harganya pun fantastis, misalkan M4 Coupé Competition 2023 dibanderol Rp 2,568 miliar, sedangkan 430i Coupé M Sport Pro 2023 memiliki harga Rp 1,635 miliar. Keduanya berstatus on the road Jakarta.
Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, nomor polisi B 1105 JEN tidak terdaftar di laman samsat-pkb2.jakarta.go.id. Hal serupa pun terjadi saat mengecek nomor polisi tersebut menggunakan aplikasi Sambara atau Samsat Mobile Jawa Barat.
Sementara itu, informasi seputar Toyota Alphard dengan pelat nomor N 88 NJY dan Toyota Innova dengan pelat nomor L 1593 MA bisa terlihat di laman info.dipendajatim.go.id.
Pakar Investasi: Robot Trading Wahyu Kenzo Bisa Saja Digerakkan Oknum Perusahaan, Bebas Tentukan Siapa yang Menang
Pakar Investasi Universitas Surabaya (Ubaya) Putu Anom Mahadwartha mengungkapkan, dalam kasus robot trading yang menjerat crazy rich Surabaya Wahyu Kenzo, bisa saja digerakkan oleh oknum di perusahaan tersebut. Sehingga, mereka bisa bebas menentukan siapa yang menang hari ini, besok dan seterusnya.
"Seolah-olah mereka bisa menciptakan marketnya sendiri, karena dia sudah membuai investor untuk seolah-olah investor itu disuruh tiduran aja, rebahan aja, kemudian bisa dapet duit," ujarnya, Kamis (9/3/2023).
Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya ini menyebut, kasus serupa robot trading yang menjerat Wahyu Kenzo akan terus berulang selama masyarakat belum memiliki pengetahuan yang mumpuni di bidang keuangan. Artinya, masyarakat masih akan terbuai dengan iming-iming berupa keuntungan sekejap alias kaya mendadak.
"Sehingga memancing mereka untuk melakukan atau terbuai untuk mengikuti cara-cara yang membuat para penipu atau para pelaku robot trading yang seperti ini mendapat keuntungan besar," ucapnya.
Ia pun mendorong agar masyarakat yang hendak berinvestasi agar tidak terlalu cepat terbuai janji-janji manis tersebut. Sebab, menurutnya tidak ada suatu janji yang bombastis di dunia investasi. Justru, yang ada adalah suatu cara atau mekanisme yang membuat investor mampu mengukur risiko.
"Jadi, poinnya itu sebenarnya jangan melihat hanya dari sisi kekayaan yang instan, lihat orang flexing kekayaan di sosial media di pesawat pribadi, di supercar mewah dan sebagainya, kemudian langsung terbuai untuk mengikuti cara seperti itu. Tidak ada namanya kaya secara instan," ujar Putu.
Di sisi lain, kata Putu, pemerintah juga harus meningkatkan pengawasan. Meski demikian, yang perlu diingat adalah bahwa pengawasan seketat apapun, nantinya para pelaku penipuan tersebut tetap akan melakukan kamuflase dengan cara yang berbeda.
Sehingga, lanjut Putu, pemerintah harus bisa membuat sebuah program yang mampu meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia. Seperti peningkatan ilmu keuangan dan ilmu investasi dasar bagi masyarakat.
"Itu harus digerakkan di lembaga-lembaga keuangan negara. Misalnya di perbankan atau di bursa efek atau di bursa berjangaka, OJK. Mereka harus punya program yang sangat terstruktur dan masif untuk mendorong masyarakat indonesia melek keuangan," ucap Putu.
Advertisement