Liputan6.com, Jakarta - Toyota Motor Corporation (TMC) berencana untuk menghentikan penjualan Camry di pasar Jepang. Hal tersebut, dikarenakan penjualan sedan mewah di Negeri Tirai Bambu terus merosot, dan hanya terjual sebanyak 6.000 pada tahun lalu.
Jumlah penjualan Toyota Camry tahun lalu di Jepang, kontribusinya hanya 1 persen dari total pasar model tersebut di seluruh dunia yang mencapai 600 ribu unit.
Penjualan Toyota Camry sendiri merosot di Jepang, hal itu disebabkan oleh krisis cip semikonduktor. Dengan begitu, penjualan model SUV dan minivan lebih populer di Jepang, sehingga mengurangi permintaan sedan.
Advertisement
Sementara itu, penjualan Toyota Camry di Indonesia merupakan sedan kelas atas. Model ini dipasarkan dalam dua varian, yakni 2.5V dan Hybrid.
Diimpor dari Thailand, varian V dijual Rpp 771,3 juta (on the road), sementara varian Hybrid lebih mahal: Rp 909,4 juta.
Berdasarkan data impor Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sejak 2019 tren penjualan Camry di Tanah Air cenderung menurun.
Sebelum pandemi Covid-19, pasar Camry masih tinggi. Total pasarnya pada 2019 mencapai 1.723 unit. Dari tiga varian yang dijual, varian paling laris adalah 2.5V sebanyak 1.331 unit.
Penjualan di Indonesia
Pada 2020, kala pandemi menerjang, pasar Camry anjlok sekitar 50 persen, menjadi 951 unit. Varian terlaris masih 2.5V.
Tahun berikutnya, pasarnya sedikit naik menjadi 1.091 unit. Pada 2022, pasarnya tumbuh menjadi 1.142 unit, meski belum menyamai pasar sebelum pandemi.
Dan dua bulan pertama 2023, pasar Camry baru 191 unit, yang mana hanya menyisakan dua varian. varian Hybrid sebesar 52 unit, sisanya varian 2.5V.
Advertisement