Liputan6.com, Jakarta - Mercedes-Benz Indonesia akhirnya resmi diambil alih oleh Inchape dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (Indomobil). Proposi kepemilikan dari kedua perusahaan tersebut terhadap jenama asal Jerman ini, adalah Inchcape mengambil alih 70 persen dan Indomobil 30 persen.
Selanjutnya, Mercedes-Benz sendiri juga akan mendirikan sebuah perusahaan baru, yang 100 persen dimiliki perusahaan Bavarian untuk mendukung dan mengarahkan pemilik baru.
Meskipun status kepemilikan baru, Indomobil dan Inchape juga memastikan keberlanjutan bisnis Mercedes-Benz di Indonesia dalam segala aspek.
Advertisement
Tidak hanya soal penjualan, tapi juga terkait produksi yang dilakukan di pabrik Wanaherang, Jawa Barat, yang akan terus berjalan tanpa gangguan.
Jusak Kertowidjojo, Direktur Utama Indomobil menjelaskan, pihaknya percaya dengan keterlibatan Indomobil sebagai entitas lokal yang kuat dalam kerja sama dengan entitas otomotif global, Inchcape.
"Mercedes-Benz dapat terus berkembang di Indonesia dan mendukung pemerintahan Republik Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif di Indonesia ke depannya," jelas Jusak, dalam keterangan resmi, Jumat (31/3/2023).
Selain pabrik, seluruh karyawan akan tetap bekerja dan diberi kesempatan untuk berada di perusahaannya saat ini di bawah kepemilikan baru, dengan seluruh kebijakan terkait kepegawaian akan tetap sama dan patuh pada peraturan yang berlaku.
Selain itu, untuk seluruh pelanggan Mercedes-Benz di Indonesia akan terus mendapatkan produk dan layanan dengan kualitas terbaik sebagaimana telah diberikan oleh Mercedes-Benz selama bertahun-tahun.
Mercedes-Benz Pede Mobil Listriknya Tetap Diminati Meski Tanpa Subsidi
Pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia, baik untuk motor dan juga mobil ramah lingkungan. Salah satunya, dengan pemberian insentif, yang sudah dikeluarkan untuk kendaraan roda dua, serta roda empat menyusul dalam waktu dekat.
Namun, dalam pemberian bantuan pembelian motor dan mobil listrik ini, pemerintah memberikan syarat hanya bagi produk yang sudah dirakit lokal, dan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.
Dengan begitu, sudah bisa dipastikan, mobil listrik yang masih didatangkan secara utuh alias impor CBU tidak akan mendapatkan jatah subsidi tersebut.
Salah satu merek yang tidak akan mendapatkan insentif pembelian mobil listrik, adalah Mercedes-Benz. Pasalnya, dua mobil listrik asal Jerman tersebut, yaitu EQE dan EQS memang belum dirakit lokal.
Hari Arifianto, Deputy Director Sales and Marketing Mercedes-Benz Distribusi Indonesia (MBDI) mengatakan, meskipun tidak mendapatkan subsidi, akan ada ceruk pasar tersendiri bagi mobil listrik impor, baik secara keseluruhan maupun untuk Mercedes-Benz khususnya.
"Kami sangat yakin, bahwa insentif memang penting tapi bukan segalanya. Jadi, tentunya saat ini mulai kelihatan, tanpa diberikan insentif, pasarnya mulai terbentuk," jelas Hari, saat ditemui di bilang Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (28/3/2023) malam.
Advertisement