Liputan6.com, Jakarta - Minat masyarakat pada pasar otomotif kelihatannya mulai meningkat. Hal tersebut juga dirasakan oleh PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang mengalami peningkatan penjualan sekitar 22,6%, di akhir kuartal 1 2023.
Dalam hal ini, Daihatsu berhasil menjual lebih dari 57 ribu unit. Sementara tahun lalu ADM mencatat sekitar 46 ribu unit di periode yang sama.
Baca Juga
"Kalau Januari-Maret, jualannya Daihatsu itu 57.567 unit. Dibandingkan tahun lalu itu kita naik 22,6 persen," ujar Agung dalam acara buka puasa bersama Daihatsu di Jakarta, Kamis.
Advertisement
Secara volume dan kontribusi model, penjualan ritel Daihatsu pada hingga Februari 2023 didominasi oleh Sigra yang laku sebanyak 16.753 unit atau berkontribusi sekitar 29,1%.
Kemudian angka tersebut disusul dengan Gran Max PU (Pick Up) yang mencapai 13.100 unit (22,8%). Agung menjelaskan bahwa, tingginya angka penjualan Gran Max tidak terlepas dari fungsi mobil pick-up ini sebagai kendaraan niaga yang diperlukan untuk mengangkut logistik, terutama selama bulan suci Ramadhan.
‘’Kalo permintaan Gran Max kita sih selalu bagus, apalagi mau menuju Lebaran biasanya buat support pengangkutan logistik dan lain-lain,’’ tambahnya.
Selain Sigra dan Gran Max, Ayla juga menjadi menjadi pengaruh besar pada peningkatan ini dengan penjualan 6.680 unit (11,6%). Larisnya low cost green car (LCGC) ini juga dipengaruhi dari meluncurnya All New Daihatsu Ayla pada awal Februari lalu.
“Kami bersyukur, menutup Kuartal I penjualan Daihatsu raih capaian positif dengan kenaikan penjualan sebesar 22,6%. Semoga pasar otomotif tahun ini dapat terus meningkat,” ujar Rudy Ardiman, Domestic Marketing Division Head PT Astra Daihatsu Motor saat acara Buka Puasa Bersama Daihatsu di Jakarta (04/06/2023).
Begini Respons Daihatsu Soal Nasib Ayla EV
GIIAS 2022 menjadi momentum bagi PT Astra Daihatsu Motor (ADM) memperkenalkan Ayla EV sebagai konsep mobil listriknya. Apakah kendaraan listrik tersebut bakal dirilis di tahun ini?
Salah satu petinggi ADM dengan lugas menjawab tidak menjual tahun ini. Ada banyak aspek pertimbangan dalam mewujudkan sang konsep menjadi kendaraan listrik murni.
"Kembali lagi apakah ini berangkat dari real basic demand atau apakah trendsetter real demand. Itu yang kami pelajari betul. Karena pure market terjadi di kuartal empat (2022), itu tidak ada first buyer di sana. Jadi masih dalam studi. Karena Q4 itu naik datangnya, kalau kami istilahnya second buyer. Sehingga kami mengatakan ini belum basic demand. Balik lagi pertanyaan Ayla EV. Kami pastikan belum ingin memasarkannya. Tahun ini belum,” terang Sri Agung Handayani, Director Corporate Planning & Communication Director Astra Daihatsu Motor di Jakarta (17/1/2023).
Menurut Agung, dalam membuat kendaraan baru, khususnya jenis EV tidak dibangun berdasar satu aspek semata. Bukan sekadar perakitan, namun juga harus memiliki kualitas tinggi, long term, renewal.
Hingga memikirkan bagaimana pengolahan limbah baterai hingga hingga persyaratan global. Lantas bagaimana kelanjutan studi Daihatsu Ayla EV?
"Untuk Ayla EV, kami memiliki fasilitas R&D di Karawang. Dan yang disiapkan, salah satu bagiannya adalah engineering. Bagian inilah kami siapkan buat electric vehicle. Jadi ke depannya, bila EV sudah menjadi market volume. Maka kami memiliki manufaktur yang sudah siap,” imbuh direktur baru, pengganti Amelia Tjandra.
Advertisement