Liputan6.com, Jakarta - Toyota di Indonesia memang sudah ikut bermain di segmen kendaraan elektrifikasi. Namun, pabrikan asal Jepang ini, memang dinilai terlalu fokus di segmen hybrid, meskipun memang memiliki line-up listrik murni.
Bahkan, setelah kesuksesan Kijang Innova Zenix Hybrid, Toyota telah memastikan akan menghadirkan satu model hybrid produksi lokal, dengan harga yang lebih terjangkau dan bermain di segmen A atau B.
Baca Juga
"Kita kan juga ingin mengisi segmen harga. Jadi kalau bicara segmen harga dengan paket lengkap, mungkit pada saat ini mungkin hybrid yang volumennya paling besar. Tapi, bukan berarti kami menutup mata dengan teknologi lain, untuk itu kami memasukan RAV4 dan bz4X," ujar Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), saat ditemui di Bali, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Lanjut Anton, perlu diketahui juga, Toyota memang ingin memperkenalkan mobil elektrifikasi dengan baterai yang lebih besar. Namun, hal tersebut masih terganjal dengan keterbatasan produksi baterai yang memang masih jadi tantangan tersendiri.
"Karena baterai lokal baru ada 2024-2025, jadi secara bertahap kami akan memenuhi seluruh line-up elektrifkasi," tegas Anton.
Sementara itu, berbicara elektrifikasi, memang Anton menegaskan tidak hanya battery electric vehicle (BEV).
"Tapi, tujuan elektrifikasi apa sih? Adalah untuk mengurangi karbon, tapi tidak hanya BEV. Hybrid juga bisa mengurangi setengah dan ini bisa kontribusi juga dengan volume yang besar," jelas Anton.
Penjualan Hybrid
Jika melihat volume, sambung Anton, tahun lalu (2022), penjualan BEV tidak sampai 1 persen. Namun, dengan hybrid penjualannya bisa 10 sampai 20 perse.
"Bahkan, kita bercita-cita lebih dari itu, sehingga hybrid bisa ikut berkontribusi lebih dan mudah-mudahan Innova Hybrid bisa menambah volume mengurangi karbon. kedua bisa membantu industri baterai dalam begeri, meski baterainya kecil," pungkas Anton.
Advertisement