Liputan6.com, Jakarta - Renault memahami betul ancaman persaingan yang dilakukan Tesla. Bahkan, pabrikan asal Perancis ini telah mengumumkan sedang mengerjakan arsitektur perangkat lunak baru untuk mobil listrik yang akan setara dengan milik pabrikan asal Amerika Serikat tersebut.
Disitat dari Carscoops, Rabu (26/4/2023), Renault bahkan menggandeng Google dan Qualcomm guna pengembangan software barunya tersebut.
Arsitektur perangkat lunak baru ini, akan beroperasi hanya dengan 20 prosesor dibandingkan dengan 100 prosesesor yang dimiliki Renault saat ini. Selain itu, arsitektur ini akan memungkinkan pembaruan perangkat lunak over-the-air.
Advertisement
"Ini mirip dengan Tesla, pada 2026 mereka akan memiliki pendekatan yang sama, mereka memiliki pendekatan arsitektur EV yang sama," kata Frédéric Vincent, chief digital officer Renault.
Ia menambahkan, arsitektur perangkat lunak baru akan membantunya menghindari biaya penelitian dan pengembangan 1,5 miliar euro selama satu dekade. Ini juga akan menguntungkan pemilik dengan meningkatkan nilai jual kembali berkat fitur mengemudi dan infotainment yang dapat diperbarui secara konsisten.
Kepala teknik Renault, Gilles Le Borgne menyatakan, arsitektur perangkat lunak perusahaannya ini akan berada di level yang sama dengan Tesla pada 2026.
Mobil Listrik Baru
Selain itu, kepala eksekutif merek, Luca de Meo, mencatat bahwa pemotongan harga baru-baru ini yang diperkenalkan oleh Tesla adalah "tantangan dalam jangka pendek," tetapi ia dan La Borgne mengatakan bahwa Renault tidak akan terlibat dalam perang harga.
Renault sendiri berencana untuk meluncurkan kendaraan listrik Ampere sebelum akhir 2023, dan yakin dapat memiliki kapitaliasasi pasar sekitar 10 miliar euro.
Advertisement