Sukses

Peringati Hari Buruh, Simak Tips Kredit Motor dengan Gaji UMR DKI Jakarta

Transportasi pribadi telah menjadi salah satu faktor penting dalam kehidupan masyarakat, terutama untuk para karyawan/buruh yang memiliki banyak kesibukan. Namun, kendaraan pribadi bukanlah barang murah. Terlebih lagi untuk para buruh yang gajinya masih di angka Upah Minimum Regional (UMR).

Liputan6.com, Jakarta - Transportasi pribadi telah menjadi salah satu faktor penting dalam kehidupan masyarakat, terutama untuk para karyawan/buruh yang memiliki banyak kesibukan.

Namun, kendaraan pribadi bukanlah barang murah. Terlebih lagi untuk para buruh yang gajinya masih di angka Upah Minimum Regional (UMR).

Berhubung Hari ini para buruh di seluruh dunia sedang merayakan May Day atau Hari Buruh. Mungkin momen ini merupakan saat yang tepat untuk membahas kredit motor yang sesuai dengan gaji UMR.

Pada dasarnya, Memiliki gaji dengan besaran UMR memang cukup tricky. Ruang budget yang dimiliki jelas lebih terbatas, sehingga harus pintar-pintar mengatur keuangan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Lalu bagaimana jika ingin membeli kendaraan pribadi, misalnya seperti motor? Apakah mungkin dilakukan dengan gaji sebesar UMR saja?

Jawabannya adalah sangat bisa, hanya saja dibutuhkan perencanaan keuangan yang matang agar tidak terjadi masalah yang tidak diinginkan di pertengahan jalan. Pasalnya mengatur keuangan seringkali menjadi masalah saat melakukan pembelian.

Menanggapi hal tersebut, Head of Corporate Communication FIFGroup Arif Reza Fahlepi, menyarankan bagi konsumen yang ingin membeli sepeda motor dengan cara kredit, paling tidak harus mengalokasikan 1/3 dari gaji atau total penghasilan per bulan.

"Itu yang dibilang standar minimal dari kita (FIFGroup). Jadi itu yang kita sarankan. Misalkan, gaji Rp 5 juta. Nah 1/3 nya itu, karena pasti yang lain juga ada pengeluaran," ungkap Reza.

Sebagai contoh, saat ini nominal UMR di Ibu Kota, DKI Jakarta adalah Rp 4,9 juta. Maka cicilan maksimal yang dapat dilakukan adalah â…“ dari jumlah tersebut yakni, Rp 1,63 juta.

 

2 dari 2 halaman

Pengeluaran Uang Muka

Selain itu, Reza juga mengungkapkan, customer  juga harus memperhatikan pengeluaran untuk uang muka atau down payment (DP). Menurutnya, kalau bisa DP di atas 20 persen, tapi tidak sampai 50 persen.

Setelah mempertimbangkan DP, selanjutnya perhatikan juga angsurannya. Jangan sampai hal tersebut malah membebani konsumen.

‘’Jangan pendapatan kita Rp 5 juta, terus tenor setahun. Itu juga nggak logis, bahkan jadi beban buat kita. Makanya kita harus tahu juga tenornya berapa tahun," lanjutnya. 

faktor-faktor diatas ini sangat penting karena menganggap enteng dalam pembelian kredit tanpa memperhitungkan pengeluaran lainnya dapat berakibat fatal. Jangan sampai lupa kalau masih ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi.