Sukses

Bisnis Ford di Indonesia Mulai Menggeliat

Pelan tapi pasti, perkembangan bisnis Ford di Indonesia mulai cerah. RMA Indonesia sebagai agen pemegang merek (APM) Ford di Tanah Air berhasil memainkan peran penting usai Ford Motor Indonesia angkat kaki dari pasar Indonesia pada 2016

Liputan6.com, Jakarta - Pelan tapi pasti, perkembangan bisnis Ford di Indonesia mulai cerah. RMA Indonesia sebagai agen pemegang merek (APM) Ford di Tanah Air berhasil memainkan peran penting usai Ford Motor Indonesia angkat kaki dari pasar Indonesia pada 2016.

Awalnya RMA Indonesia mengambil alih layanan aftersales Ford yang meliputi ketersediaan suku cadang sampai garansi mobil baru Ford yang telah terjual saat itu. Namun kini mulai fokus pada penjualan dengan hanya mengandalkan dua model, Ford Ranger dan Everest.

"Mulai 2019 kami mendapat izin dari Ford untuk menjual kembali produk dimulai dari Ranger tipe XLT dan base yang buat pertambangan. Sampai pada 2022 kami dapat izin lagi untuk menjual model passenger yaitu Ford Everest," terang Aviandra Pradipta, Strategic Planning & Product Management Manager RMA Indonesia di Hanoi, Vietnam, Kamis (1/6/2023).

"Jadi perkembangannya hingga saat ini sudah lumayan jauh, tidak cuma jual kendaraan tapi juga perkembangan dealer network juga mulai aktif lagi," tambah pria yang akrab disapa Dipta tersebut.

Dirinya juga menyampaikan, dealer-dealer baru Ford akan hadir di beberapa wilayah Indonesia di tahun ini. 

Disebutkan, penjualan Ford saat ini tidak hanya datang dari kalangan fleet, tetapi juga konsumen retail. Sementara untuk wilayah penyebaran penjualan, ia menyebut pulau Kalimantan yang tertinggi.

"Untuk penjualan (terbanyak) di Kalimantan khususnya di Banjarmasin, dan Balikpapan," kata dia.

Sekadar informasi, unit-unit yang diniagakan RMA Indonesia didatangkan langsung dari Thailand. Meski tidak menyebutkan angka penjualan secara rinci, jumlah unit yang telah terjual pada tahun lalu mencapai ratusan unit.

"Kalau ditotal penjualan Ranger dan Everest sudah mencapai ratusan unit selama 2022," tutup Dipta.

2 dari 2 halaman

Bukan GM atau Toyota, Pabrikan Cina Jadi Pesaing Berat Ford di Industri Mobil Listrik

CEO Ford Motor Co (FMC), Jim Farley mengatakan, pabrikan Cina adalah saingan utama di industri kendaraan listrik. Namun, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini memiliki rintangan untuk bersaing dalam hal biaya skala yang lebih kecil.

"Saya pikir kita melihat CIia sebagai pesaing utama, bukan GM (General Motors) atau Toyota," ujar Farley, di Morgan Stanley Sustainable Finance Summit.

 Lanjut Farley, Cina sebagai pasar mobil terbesar di dunia, memiliki beberapa teknologi baterai terbaik, dan mendominasi produksi kendaraan listrik. Bahkan, ia juga menyebut BYD, Geely, Great Wall, Changan sebagai deretan penguasa di antara pembuat mobil Tiongkok.

Bahkan, untuk mengalahkan mobil Cina, Farley mengatakan Ford membutuhkan merek yang berbeda, yang menurutnya memiliki harga yang lebih rendah.

"Tapi bagaiaman Anda mengalahkan mereka dalam hal biaya jika skalanya lima kali lipat dari skala Anda," tambah Farly.

"Orang Eropa membiarkan (produsen Cina) masuk, jadi sekarang mereka menjual dalam volume tinggi di Eropa," tegasnya lagi.

Ford mengatakan, pada Februari lalu akan menginvestasikan US3,5 miliar untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Michigan menggunakan mitra Cina, CATL untuk memproduksi baterai dengan biaya yang lebih rendah.