Sukses

Tingkatkan Minat Masyarakat, ESDM Bakal Gandeng Leasing untuk Pembiayaan Konversi Motor Listrik

Program konversi motor listrik terus didorong oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun, peminat untuk mengubah roda dua bermesin bakar menjadi tenaga baterai ini masih sepi peminat.

Liputan6.com, Jakarta - Program konversi motor listrik terus didorong oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun, peminat untuk mengubah roda dua bermesin bakar menjadi motor listrik ini masih sepi peminat.

Salah satu upaya dari pemerintah, untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap konversi motor listrik, adalah dengan bakal menggandeng bank dan leasing untuk pembiayaan konversi motor listrik.

"Saat ini kami sedang menjajaki kerja sama dengan bank dan leasing. Harapannya bisa mendorong lebih banyak lagi motor listrik konversi di jalanan,” kata Sripeni Inten Cahyani, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan, saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, untuk biaya konversi motor listrik saat ini paling mahal antara Rp 15 hingga Rp 17 juta. Namun, pemerintah telah memberikan subsidi Rp 7 juta sehingga konsumen hanya membayar paling mahal Rp 10 juta untuk bisa melakukan konversi motor listrik.

Sementara itu, pihak ESDM juga tengah berupaya untuk terus menurunkan biaya atau ongkos konvesi motor listrik. Seperti dijelaskan Senda Hurmuzan Kanam, Kepala Balai Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan dan EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk menekan biaya atau ongkos konversi motor listrik agar bisa lebih terjangkau.

"Kami pernah melakukan survei pada 2020, ketika kami meluncurkan program ini. Disebutkan, masyarakat itu tertarik kalau harganya di bawah Rp 5 juta," tegas Senda, saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.

2 dari 2 halaman

Konversi Motor Listrik ESDM Punya Performa Setara Produk Rp 20 Jutaan

Agus Tjahajana, Staf Khusus Kementerian ESDM mengatakan, memang untuk mencoba motor listrik jangan melupakan spesifikasi. Sebagai contoh, ketika yang biasa menggunakan roda dua berkapasitas 110cc harus mencoba motor listrik dengan motor berkapasitas 800cc atau 1.000cc.

"Kalau coba dibandingkan 800 watt, orang tidak akan mau menggunakan motor listrik. Harus lari ke 2.000 watt, agar torsinya terpenuhi," jelas Agus, saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, lanjut Agus untuk untuk aspek keamanan dan keselamatan motor listrik hasil konversi ini, bahkan sudah teruji ketahanan dengan menempuh 1.000 km, kecepatan 20 hingga 100 km/jam, dan juga dalam tiga kondisi cuaca dan kontur jalan yang berbeda.

"Jadi, sekarang kita harus sortir 110cc dengan tambahan Rp 7 juta, dan tambahan motor listrik yang 2.000 watt (tanpa menyebutkan merek dan jenis) harganya Rp 22 juta dan Rp 28 juta. Sudah ada jarak, antara motor konvensional Rp 7 dan Rp 8 jutaan dan berbanding Rp 15 jutaan (harga setalah dipotong subsidi)," tegasnya.

Dengan begitu, motor hasil konversi dengan spesifikasi yang setara dengan motor listrik baru bertenaga 2.000 watt memiliki harga yang lebih murah.

Video Terkini