Sukses

Standarisasi Baterai Jadi Tantangan Pengembangan Motor Listrik di Indonesia

Pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, baik mobil maupun motor masih berjalan cukup lambat

Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, baik mobil maupun motor masih berjalan cukup lambat. Padahal, dari sisi pemerintah, sudah menyiapkan berbagai insentif, termasuk pemberian subsidi bagi pembelian mobil, motor, dan konversi motor listrik, serta bus listrik.

Toto Nugraha, Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC), tantangan yang sering kali dihadapi oleh pengguna motor listrik, terkait dengan perbedaan ekosistem.

"Berbeda dari baterai dan pengisian daya yang digunakan oleh tipe motor listrik. Hal ini, juga mengindikasikan kesulitan bagaimana kita mengembangan infrastruktur untuk charging dan swaping ke depan," ujar Toto, Peluncuran Battery Assets Management Services Indonesia Battery Corporation (IBC), di Kemenko Marves, Jakarta, Senin (12/6/2023).

Lanjut Toto, baterai sendiri merupakan komponen yang paling mahal dari keseluruhan motor listrik, sekitar 40 persen yang mempengaruhi harga jual.

Jadi, jika bisa dilakukan standarisasi, dengan penggunaan jenis baterai yang sama untuk beragam roda dua ramah lingkungan, akan sangat mengurangi harga jual kepada konsumen.

"Jadi, kalau kita bisa melakukan kavling terhadap baterai dan motor listrik itu tentunya tentunya akan sangat mengurangi biaya konsumen," tegas Toto.

Melihat hal tersebut, IBC kemudian meluncurkan battery asset management services atau BMAS, sebuah platform ekosistem motor listrik yang dapat mengakomodir pengguna motor listrik beberapa merek sekaligus, serta pengguna motor konversi.

"Platform BAMS terdiri dari baterai sendiri, nanti bisa diliat baterai next generation kita yang memang benar-benar performance-nya bagus, dan sisi safety terjaga dengan sangat baik. Juga swapping station, dan aplikasi IOT yang mana kita memang menghubungkan semua titik yang ada yang sudah ada maupun yang nanti akan kita integrasikan," tegas toto.

2 dari 2 halaman

MoU

Dalam peluncuran ekosistem baterai ini, IBC juga melakukan MoU dengan enam pelaku industri motor listrik, yaitu Gesits, Alva, Volta, Viar, United, dan konversi motor listrik, yaitu Bintang Racing team dan Spora EV.

"Kami sadar bahwa pengorbanan dari masing – masing pelaku ini cukup banyak karna harus melakukan penyelesaian di battery compartment, dan sistem elektrikal yang lain," pungkasnya.