Sukses

Urusan Mobil Listrik, Ford Akui Tiongkok Berkembang Lebih Cepat

Populasi mobil listrik di Tiongkok terus mengalami pertumbuhan yang kian pesat. Hal ini ditandai dengan maraknya produk baru yang mereka luncurkan setiap waktu.

Liputan6.com, Jakarta - Populasi mobil listrik di Tiongkok terus mengalami pertumbuhan yang kian pesat. Hal ini ditandai dengan maraknya produk baru yang mereka luncurkan setiap waktu.

Mendapati hal tersebut, Ford Executive Chairman, Bill Ford, mengakui bahwa perkembamgan electric vehicle di Negeri Panda memang perkrmbangannya sangat pesat.

"Mereka (Tiongkok) berkembang sangat cepat, dan mereka mengembangkannya dalam skala besar. Dan sekarang, mereka mengekspornya. Mereka tidak ada di sini tetapi mereka akan datang ke sini, kami pikir pada titik tertentu kami harus siap, dan bersiap-siap," jelas Bill Ford, seperti dilansir Carbuzz.

Sebagai langkah untuk menyamakan perkembangan tersebut, saat ini produsen Blue Oval tersebut telah menginvestasikan USD 3,5 miliar untuk membangun pabrik baterai baru di Michigan dalam kemitraan dengan perusahaan Tiongkok Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

Namun, kerjasama yang dilakukan tersebut rupanya membuat kontroversi, di mana beberapa kalangan menyebutkan bahwa nantinya dikhawatirkan bakal menimbulkan kekhawatiran geopolitik.

Adapun fasilitas baterai tadi memiliki tujuan untuk menurunkan harga pada model mobilnlistrik mereka seperti Mach-E dan F-150 Lightning.

Untuk memuluskan rencana tersebut, saat ini Ford telah melisensikan teknologi CATL untuk menbantu para engineer-nya guna mempelajari teknologi tersebut dan nanti akan digunakan dalam memenuhi kebutuhan sendiri.

2 dari 3 halaman

Toyota Kembangkan Mobil Sport Listrik dengan Transmisi Manual

Toyota Gazoo Racing (GR) dikabarkan sedang mengembangkan mobil sport full elektrik pertamanya. Mobil sport listrik ini diklaim memiliki kinerja yang sebelas-duabelas dengan mobil sport berbahan bakar minyak (BBM). 

Hal ini diungkapkan langsung oleh petinggi sekaligus mantan CEO Toyota, Akio Toyoda. Bahkan, menurutnya pengemudi akan sulit membedakan mesin mobil listrik ini dengan mobil berbasis internal combustion engine (ICE).

"Jika anda memasukkan seseorang ke dalam mobil dan meminta mereka untuk mengemudikannya, kemungkinan besar mereka tidak akan bisa menebak powertrain-nya," ucap Toyoda dikutip dari autoblog.

Terkait hal itu, Toyoda juga mengatakan pengalaman berkendara faktor yang paling diutamakan dalam pengembangan mobil sport listrik ini. Terlepas dari powertrainnya, yang terpenting kendaraan tersebut menyenangkan untuk dikendarai.

"Saya tidak tahu apakah mobil itu akan masuk ke pasar, tetapi prioritas pertama untuk membuat mobil semacam ini adalah mereka harus menyenangkan untuk dikendarai, apa pun powertrain yang mereka gunakan," tuturnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, mobil sport ini akan diperkuat dengan suara mesin buatan yang disalurkan ke kabin, serta transmisi manual EV yang sudah ditunggu-tunggu.

Pergeseran tuas transmisi juga akan dibuat serealistis mungkin hingga benar-benar terasa seperti mobil sport bermesin konvensional.

"Perbedaan terbesar dari BEV lain yang sedang kami kembangkan adalah ketika Anda berada di dalam GR BEV, Anda benar-benar dapat mendengar suara mesin, ada juga transmisi manual dan juga kopling," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Konser Musik Pilihan 2023 di Indonesia