Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berencana meluncurkan bahan bakar minyak (BBM) jenis baru pada Juli ini. Produk yang merupakan hasil campuran bioetanol ini dinamakan Pertamax Green 95.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury pun membocorkan harga per liter dari Pertamax Green 95.
"Di kisaran Rp 13.200 (per liter), insyaallah dikisaran segitu," ujar Pahala, di Jakarta, Senin (3/7/2023).
Advertisement
Pahala juga menyebutkan, BBM terbaru hasil campuran bioetanol ini, akan difokuskan terlebih dahulu di Surabaya dan Jakarta.
Hal itu lantaran suplai bioetanol yang diproduksi oleh PT Energi Agro Nusantara sebagai anak usaha dari PT Perkebunan Nusantara masih terbatas.
Jika hasil uji coba awal memuaskan, dia menyatakan, tak menutup kemungkinan untuk meningkatkan produksi bioetanol.
"Kita akan lakukan penjajakan pasar dulu di dua kota ini, sekarang ada keterbatasan dari jumlah bioetanol yang tersedia, selama ini diproduksi oleh Enero anak usaha PTPN," kata dia.
"Tapi nanti kalau misalnya kita lihat Pertamax Green Pertamina ini sukses kita akan kembangkan juga untuk menambah kapasitas produksi bioetanol," sambungnya.
Mesin Toyota dan Honda Aman Pakai BBM Etanol?
Dijelaskan Bob Azam, Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufactur Indonesia (TMMIN), secara garis besar penggunaan bioetanol sejatinya tidak masalah terhadap mobil Toyota.
Namun, memang perlu dikaji lebih dahulu, bagaimana bahan bakar yang akan digunakan.
Bob juga mengatakan, bahkan secara global, mesin Toyota sudah mencapai E10 atau campuran 10 persen etanol terbarukan.
"Secara global E5 itu bisa, tidak ada (penyesuaian), cuma gini ada dua engine-nya dan bahan bakarnya. Kalau engine-nya tidak ada masalah, tapi bahan bakarnya bagaimana, kalau biosolar dilakukan ujicoba, B10, B20," jelas Bob beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Yusak Billy, Sales & Marketing and Aftersales Director Honda Prospect Motor (HPM) mengatakan, mesin Honda yang dipasarkan di Tanah Air tidak spesifik dirancang untuk menggunakan bahan bakar dengan campuran etanol ini.
"Saat ini, mesin Honda yang dipasarkan di sini memang tidak dirancang spesifik untuk bioetanol," ujar Billy, saat ditemui di Universitas Indonesia (UI) beberapa waktu lalu.
Advertisement