Liputan6.com, Jakarta - Produsen kendaraan listrik Cina menyerbu Thailand untuk berinvestasi. Mereka berkomitmen untuk menginvestasikan US$ 1,44 miliar dalam fasilitas produksi di pusat pembuatan mobil terbesar di Asia Tenggara, yang telah lama didominasi perusahaan Jepang.
Gelombang investasi baru ini telah didukung pemerintah Thailand, dengan meluncurkan insentif dan merayu jenama Tiongkok. Bahkan, pemerintah Negeri Gajah Putih ini telah mengubah sekitar 30 persen dari produksi kendaraan tahunan menjadi kendaraan listrik pada 2030.
Great Wall Motor juga melakukan serangan awal di Thailand pada 2020, ketika mengakuisisi pabrik dari General Motors, di mana menghabiskan 22,6 miliar baht dan mengubahnya menjadi pusat produksi regional untuk kendaraan listrik baterai dan hybrid.
Advertisement
Selain itu, pembuat mobil akan memulai produksi Ora Good Cat EV, sebuah mobil listrik kompak yang populer di Thailand pada tahun mendatang, seperti disitat dari Reuters, Senin (10/7/2023). Selain itu, juga membawa anak perusahaan MINC Electronics, HYCET, dan Nobo Auto yang membuat elektronik, powertrain, dan tempat duduk.
Sementara SAIC Motor yang memiliki MG Motor, dan bermitra dengan konglomerat Thailand, Charoen Pokphand Group, meluncurkan kendaraan listrik pertamanya di negara tersebut pada 2019.
Sedangkan raksasa mobil listrik Cina, BYD telah menginvestasikan sebesar 17,9 miliar baht untuk membangun fasilitas baru di Thailand, dan akan mulai produksi sebanyak 150 ribu unit mobil pernumpang per tahun mulai 2024, dan beberapa di antaranya akan diekspor ke Asia Tenggara dan Eropa.
Hozon New Energy Automobile China juga bekerja sama dengan Majelis Umum Bangchan Thailand, untuk memproduksi secara lokal model NETA V listrik mulai 2024.
Tesla PHK Karyawan di Pabrik Baterai Mobil Listrik Shanghai
Pabrikan mobil listrik Tesla dikabarkan kembali melakukan pemecatan atau putus hubungan kerja (PHK) di Shanghai, China.
Dikutip dari Channel News Asia, ditulis Minggu (9/7/2023), mernutu sejumlah sumber menyebutkan, bahwa produsen asal Amerika Serikat ini melakukan pemecatan kepada beberapa pekerja produksi baterai mobil listrik di pabriknya di Shanghai.
Namun, tidak diketahui secara jelas berapa banyak jumlah pegawai pabrik Tesla yang akan diberhentikan, atau alasan spesifik di balik langkah PHK tersebut.
Pihak Tesla juga tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait kabar PHK.
Kabar PHK di pabrik Tesla Shanghai pertama kali dilaporkan oleh portal berita online lokal, Deep Analysis, yang mengungkap ada kurang dari 1.000 orang yang dipekerjakan di dua lini produksi baterai pabrik tersebut.
Pabrik yang dikenal sebagai Tesla's Gigafactory Shanghai, merupakan pabrik terbesar dan paling produktif perusahaan mobil listrik yang dipimpin orang terkaya di dunia Elon Musk, dengan sekitar 20.000 pekerja, termasuk di gedung perakitan Model Y dan Model 3.
Advertisement