Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang enam bulan pertama tahun 2023, produsen otomotif di Tiongkok berhasil mengemas angka ekspor yang menjanjikan. Di mana, berdasarkan informasi yang disitat dari Carnewschina, industri otomotif ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Dari data yang dirilis China Association of Automobile Manufacturers (CAAM), ada sekitar 2,14 juta kendaraan yang telah diekspor dan angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 75,7 persen.
Baca Juga
Dalam keterangannya, Fu Bingfeng, Vice President Executive dan Secretary General CAAM, menjelaskan pihaknya terus menargetkan angka ekspor mobil bisa mencapai 4 juta unit pada akhir 2023 mendatang.
Advertisement
"Menjadikan China pengekspor mobil terbesar ke dua setelah Jepang. Pada akhir 2023, volume ekspor kendaraan China diperkirakan akan melebihi 4 juta unit," jelasnya.
Torehan angka ekspor yang begitu besar ini, ditopang oleh tujuh brand otomotif ternama di Tiongkok. Adapun ketujuh merek tersebut antara lain SAIC, Chery, Tesla China, Changan, Great Wall Motors, Geely dan Dongfeng.
Di samping itu, menurut Cui Dongshu, Sekjen China Passenger Car Association), faktor yang memengaruhi ini adalah terkait dengan daya saing yang diberikan oleh masing-masing produsen otomotif.
"Peningkatan daya saing produk Tiongkok telah mendorong pertumbuhan volume ekspor, dan telah membuat terobosan di pasar Eropa dan Amerika. Pada saat yang sama, di pasar Rusia yang tengah berada di bawah krisis Rusia-Ukraina, pangsa merek internasional sebagian besar telah digantikan oleh merek Tiongkok," bebernya.
Perlu dicatat bahwa ekspor mobil Cina ini dibagi menjadi dua kategori, yakni merek independen dan merek investasi asing atau join venture.
Pasar Otomotif Amerika Serikat Kurang Bersahabat dengan Mobil Nasional Vietnam
Sebagai pemain baru di industri otomotif, VinFast, produsen mobil dari Vietnam tentu ingin memperluas wilayah untuk memasarkan setiap model yang mereka rilis.
Namun sayang, ekspansi yang dilakukan oleh mereka ke pasar Amerika Serikat, tampaknya tidak berjalan mulus. Hal ini dikarenakan, total penjualan yang mereka bukukan sepanjang Januari - Juni 2023, VinFast VF8 hanya terjual sebanyak 128 unit.
Dengan kondisi tersebut, tentu ini bukan iklim yang baik bagi VinFast untuk berada di Negeri Paman Sam. Terlebih jika melihat kompetitor yang harus dihadapi, di mana pasar ini memang lebih kental 'local heroes' lantaran mereka lebih memilih brand asli mereka.
Melansir informasi Insideevs, mobil nasional ini baru memasarkan model VF8 untuk kawasan California saja. Di mana, Golden State sendiri, merupakan wilayah yang masyarakatnya lebih memilih mobil listrik ketimbang versi konvensional.
Dari spekulasi yang dijabarkan lewat laman tersebut, mereka menjelaskan bahwa alasan utama yang membuat pasar otomotif Amerika Serikat tidak bersahabat karena sebagian besar segmen otomotif tidak mengenal brand ini. Di samping itu, terkait harga yang ditawarkan juga lebih mahal ketimbang brand lainnya seperti Ford, Volkswagen atau bahkan Hyundai.
Padahal, dalam ulasan yang diberikan oleh beberapa media Amerika Serikat, VinFast VF8 ini mendapat penilaian yang baik. Mereka menganggap model yang ditawarkan ini seperti produk yang terburu-buru.
"VF8 terasa seperti kendaraan prototipe yang berjarak satu tahun dari waktu peluncuran. Perlu kerja keras, Saya tidak percaya ini adalah kendaraan yang bisa Anda keluarkan dan dapat dibelai saat ini,' jelas Steven Ewing, praktisi otomotif.
Meski pasar tersebut belum bisa menerima secara penuh kehadiran brand asal Vietnam ini. Namun, perusahaan telah mempersiapkan beberapa langkah lagi agar produk barunya dapat diterima baik oleh konsumen domestik.
Bahkan, produsen ini pun berencana untuk menghadirkan mobil listrik serta beberapa model crossover lainnya yang lebih kecil dan lebih terjangkau.
Advertisement