Sukses

Bantah Menperin, KPBB Sebut Emisi BEV Tetap Lebih Rendah Dibanding ICE

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita beberapa waktu lalu mengeluarkan statement terkait emisi mobil listrik baterai atau BEV lebih tinggi dibanding kendaraan internal combusition engine (ICE) ataupun hybrid

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita beberapa waktu lalu mengeluarkan pernyataan terkait emisi mobil listrik baterai atau BEV lebih tinggi dibanding kendaraan internal combusition engine (ICE) ataupun hybrid.

Hal tersebut, dikarenakan roda empat listrik masih menggunakan energi yang bersumber dari PLTU atau fosil.

Pernyataan sang menteri, kemudian dibantah oleh Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB), yang menyebutkan tingkat energy loss dari kendaraan listrik yang hanya sebesar sekitar 9-13 persen dibandingkan tingkat energy loss kendaraan BBM yang mencapai 54 persen.

Dengan begitu, maka tingkat emisi kendaraan listrik jauh lebih rendah dari kendaraan BBM, sekalipun kendaraan listrik ini di-charge dengan listrik yang dihasilkan oleh PLTU Batubara, apalagi dengan renewable power plant.

Kajian menunjukkan bahwa emisi BEV, HEV dan ICE Tech masing-masing adalah 67,82 grCO2/km, 76,79 grCO2/km dan 179,17 grCO2/km.

"BEV lebih efisien dengan segala sumber listrik yang digunakan (batubara, LNG dan PLTA), ini selaras dan mencerminkan emisi yang lebih rendah yang dimiliki BEV dibandingkan kendaraan BBM," jelas Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif KPBB, dalam keterangan resmi, Jumat (20/10/2023).

2 dari 2 halaman

Penjelasan

Dijelaskan lebih lanjut, energi kendaraan BBM yang ada pada tanki kendaraan hanya 46 persen saja yang benar-benar terpakai untuk menggerakkan roda di jalan.

"Selebihnya hilang pada proses transfer BBM dan proses pembakaran di ruang pembakaran, digunakan untuk auxiliary electricity, drivetrain losses dan parasitic losses," tambah Safrudin.

Sementara itu, total aggregate energi losses pada kendaraan listrik adalah 11 persen dengan perhitungan total energy loss 31-35 persen, namun demikian dengan teknologi regenerative braking system, maka BEV dapat memanen 22 persen energi dengan menangkap kembali energi saat terjadi proses pengereman.

Seperti diketahui, saat kendaraan listrik melakukan pengereman, maka diarahkan untuk menggerakkan dynamo motor yang menghasilkan listrik yang kemudian disimpan di dalam battery.