Liputan6.com, Jakarta - Thailand merencanakan skema subsidi pembelian untuk kendaraan listrik yang dibuat di dalam negeri hingga 100.000 baht ($ 2.760) per mobil mulai 2024 hingga 2027. Mereka melakukan ini karena mencoba memposisikan diri sebagai pusat produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara untuk menarik investasi asing.
Dilansir dari Nikkei Asia, skema 'EV3.5' yang baru telah disetujui pada Rabu pada pertemuan Dewan Investasi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Srettha Thavisin, dan akan menawarkan subsidi sebesar 50.000 hingga 100.000 baht per mobil. Subsidi ini dilakukan karena semakin banyak pembeli yang memilih mobil listrik. Â
Baca Juga
|Dan untuk diketahui, produk mobil listrik di Thailand biasanya berharga mulai dari 1,2 juta hingga 1,7 juta baht.
Advertisement
"Langkah EV3.5 menekankan keinginan pemerintah Thailand untuk terus mendukung industri kendaraan listrik dan mendorong Thailand sebagai pusat kendaraan listrik regional yang menyambut para investor," ujar Narit Therdsteerasukdi, Sekretaris Jenderal BOI. Â
Thailand bertujuan untuk menjadi pusat produksi kendaraan listrik regional pada tahun 2030, dengan jumlah kendaraan listrik mencapai 30 persen dari kendaraan yang terjual.
Produsen Mobil Tiongkok Sudah Mulai Membangun Pabrik
BYD sedang membangun pabrik di Thailand tepatnya di Provinsi Rayong yang akan memproduksi 150.000 mobil listrik setiap tahunnya mulai 2024. Provinsi ini sendiri berada di dalam zona pengembangan industri utama Thailand.
Pemain baru lainnya adalah Changan Automobile dari China, yang berencana untuk memproduksi 58.000 unit mobil listrik baterai dan 36.000 unit kendaraan plug-in hybrid setiap tahunnya.
Investasi besar-besaran dalam mobil listrik dari Tiongkok dan pesan pemerintah Thailand untuk mendukung produksi mobil listrik juga telah mendorong produsen mobil listrik dan hibrida di Eropa.
Program subsidi yang keluar membantu menempatkan 50.340 mobil listrik di jalan dalam sembilan bulan pertama tahun 2023 - jauh di atas 9.729 unit di sepanjang tahun 2022.
Advertisement