Sukses

Hyundai Berkomitmen Hadirkan 1 Unit Mobil Listrik Baru Setiap Tahun

Hyundai masih menjadi salah satu pabrikan yang serius hadir di pasar Indonesia dengan beragam kendaraan listrik

Liputan6.com, Jakarta - Hyundai masih menjadi salah satu pabrikan yang serius hadir di pasar Indonesia dengan beragam kendaraan listrik. Saat ini, jenama asal Korea Selatan tersebut, sudah memiliki dua mobil listrik yang dijual, yaitu Ioniq 5 dan Ioniq 6.

Tidak hanya berjualan, Hyundai juga serius membangun ekosistem kendaraan listrik, mulai dari menghadirkan fasilitas pengisian daya dan juga membangun pabrik baterai mobil listrik.

Dijelaskan Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), saat ini pihaknya juga tengah melakukan survei terkait mobil listrik selanjutnya di Indonesia.

"Yang sorot di bawah Ioniq tidak hanya Rp 300 sampai Rp 400 juta, di atas Rp 500 hingga Rp 600 juta juga ada. Seven seater juga ada, ditunggu saja komitmen kita memperkenalkan produk baru, at least 1 produk baru setiap satu tahun," jelas pria yang kini ingin akrab disapa Frans, saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, terkait mobil listrik baru di Indonesia, memang akan benar-benar baru dan bukan model yang sudah ada dibuat versi listrik, atau produk yang telah dipasarkan di negara lain.

"Memang Indonesia kan pusat riset dan pengembangan ASEAN, kami develop desain dan spesifikasi baik mobil internal combustion engine (ICE) dan juga EV," tegasnya.

Sementara itu, kehadiran mobil listrik baru di Indonesia dengan harga yang kompetitif, dan merupakan varian kedua ramah lingkungan yang akan diproduksi lokal ini, juga sebagai langkah strategis bersamaan dengan bakal dimulainya produksi baterai Hyundai secara lokal.

2 dari 2 halaman

Pabrik baterai

Berkolaborasi dengan LG Energy Solution, dengan membentuk entitas baru yaitu PT HLI Green Power, diharapkan fasilitas perakitan baterai ini siap beroperasi pada April 2024.

Pabrik sel baterai HLI berdiri di lahan seluas 330.000 meter persegi dengan dana investasi mencapai USD 1,1 miliar.

Fasilitas ini bisa menghasilkan sel baterai lithium-ion dengan total kapasitas 10 GWh per tahun untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 150.000 unit Battery Electric Vehicle (BEV).