Liputan6.com, Jakarta - Industri otomotif Indonesia masih jadi tempat favorit bagi banyak produsen mobil untuk melakukan investasi, bangun pabrik kendaraan di Tanah Air.
Dijelaskan Rachmat Kaimudin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), setidaknya ada tujuh (7) perusahaan dari berbagai negara tengah menjalin diskusi terkait investasi tersebut.
"Indonesia tengah menarik minat dari berbagai perwakilan EV yang mewakili setengah dari produksi global,” ungkap Rachmat dalam kegiatan Dekarbonisasi Sektor Transportasi melalui Adopsi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Wilayah Jawa Barat, Selasa (7/11/2023).
Advertisement
Lanjut Rachmat, dengan banyaknya produsen kendaraan yang antre masuk ke Indonesia, diharapkan mulai membangun pabriknya tahun depan.
"Mungkin di tahun 2026 atau 2027 sudah jadi pabriknya (kendaraan listrik), kita bukan hanya jadi konsumen di sini," tambah Rachmat.
Secara detail, ketujuh perusahaan kendaraan listrik yang berniat untuk menanamkan modalnya, adalah BYD asal China, Tesla asal Amerika Serikat, GM-Wuling-SAIC dari AS dan China, Stellantis, Geely Auto Group dari Jerman, Renault-Nissan-Mitsubishi Alliance (gabungan Prancis dan Jepang) dan Cherry Auto Co dari China.
"Sebagian dari mereka bahkan berencana untuk menjadi Indonesia sebagai ekspor hub electric vehicle," pungkasnya.
Hyundai Berkomitmen Hadirkan 1 Unit Mobil Listrik Baru Setiap Tahun
Hyundai masih menjadi salah satu pabrikan yang serius hadir di pasar Indonesia dengan beragam kendaraan listrik. Saat ini, jenama asal Korea Selatan tersebut, sudah memiliki dua mobil listrik yang dijual, yaitu Ioniq 5 dan Ioniq 6.
Tidak hanya berjualan, Hyundai juga serius membangun ekosistem kendaraan listrik, mulai dari menghadirkan fasilitas pengisian daya dan juga membangun pabrik baterai mobil listrik.
Dijelaskan Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), saat ini pihaknya juga tengah melakukan survei terkait mobil listrik selanjutnya di Indonesia.
"Yang sorot di bawah Ioniq tidak hanya Rp 300 sampai Rp 400 juta, di atas Rp 500 hingga Rp 600 juta juga ada. Seven seater juga ada, ditunggu saja komitmen kita memperkenalkan produk baru, at least 1 produk baru setiap satu tahun," jelas pria yang kini ingin akrab disapa Frans, saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, terkait mobil listrik baru di Indonesia, memang akan benar-benar baru dan bukan model yang sudah ada dibuat versi listrik, atau produk yang telah dipasarkan di negara lain.
"Memang Indonesia kan pusat riset dan pengembangan ASEAN, kami develop desain dan spesifikasi baik mobil internal combustion engine (ICE) dan juga EV," tegasnya.
Sementara itu, kehadiran mobil listrik baru di Indonesia dengan harga yang kompetitif, dan merupakan varian kedua ramah lingkungan yang akan diproduksi lokal ini, juga sebagai langkah strategis bersamaan dengan bakal dimulainya produksi baterai Hyundai secara lokal.
Advertisement