Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memutuskan untuk menambah subsidi konversi motor listrik, dari Rp 7 juta menjadi Rp 10 juta. Kebijakan baru tersebut, pastinya bertujuan untuk terus meningkatkan peralihan dari motor bensin menjadi motor listrik.
Dijelaskan Sekertaris Jenderal Periklindo, Tenggono Chuandra Phoa pihaknya berharap pemerintah juga memberlakukan aturan terkait penambahan insentif ini kepada yang lain, seperti pembelian motor listik. Hal ini, tentunya diyakini akan semakin mendorong masyaralat untuk beralih menggunakan kendaraan roda dua listrik.
"Kalau (subsidi motor listrik bertambah) bisa lebih (besar) ya bagus. Sebagai pengusaha tentu sangat senang (subsidi bertambah), ya kan?," jelas Tenggono, saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, mengatakan pemerintah tengah mengkaji untuk meluncurkan insentif tambahan untuk pembelian kendaraan listrik (EV), baik motor maupun mobil listrik.
"Kita lagi evaluasi. Harapannya sih masih bisa (insentif kendaraan listrik naik), ibaratnya orang bisa datang dengan biaya minimum," ujar Rachmat di sela acara Dekarbonisasi Sektor Transportasi di Hotel Indonesia Kempinski.
Menurut dia, kebijakan itu coba diinisiasi agar pembelian motor listrik/mobil listrik baru, atau konversi dari kendaraan berbahan bakar bensin ke EV bisa didongkrak. Pasalnya, pemerintah sudah mendistribusikan insentif pada tahun ini, namun antusiasme masyarakat terhadap pemakaian kendaraan listrik belum tinggi.
"Kita usahakan (bisa naik), kita lagi hitung. Jadi belum diputuskan, tapi itu jadi sesuatu yang lagi kita pertimbangkan supaya pick up (naik)," ungkap Rachmat.
7 Perusahaan Otomotif Mau Bangun Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) memastikan bahwa sejumlah perusahaan otomotif tengah berdiskusi dengan pemerintah untuk investasi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut berencana membangun pabrik di Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimudin mencatat, sebanyak 7 perusahaan otomotif dari berbagai negara tengah menjalin diskusi tersebut.
“Indonesia tengah menarik minat dari berbagai perwakilan EV yang mewakili setengah dari produksi global,” ungkap Rachmat dalam kegiatan Dekarbonisasi Sektor Transportasi melalui Adopsi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Wilayah Jawa Barat, Selasa (7/11/2023).
“Harapan kita nanti mulai tahun depan (mereka) akan mulai membangun pabrik, membangun produknya, mungkin di tahun 2026 atau 2027 sudah pada jadi pabriknya (EV), kita bukan hanya jadi konsumen di sini,” jelas dia.
Advertisement