Sukses

Insentif Besar Jadi Penentu Keberhasilan Penjualan Mobil Listrik di Thailand

Kunci peralihan penggunaan kendaraan konvensional ke listrik salah satunya adalah pemberian insentif dari pemerintah

Liputan6.com, Jakarta - Kunci peralihan penggunaan kendaraan konvensional ke listrik salah satunya adalah pemberian insentif dari pemerintah. Hal tersebut, bahkan cukup berhasil di negara tetangga seperti Thailand, selain pembangunan ekosistem pendukung yang juga harus berjalan.

Bahkan, salah satu merek di Negeri Gajah Putih, yaitu Morris Garage (MG) yang mengalami peningkatan penjualan mobil listrik atau battery electric vehicle (BEV) juga mengamini hal tersebut.

Supakij Visedpaitoon, Public Relation Senior Specialis MG Sales (Thailand) mengatakan, penjualan mobil listrik di Thailand memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun ini.

"EV saat ini sebenarnya menjadi 50:50 tahun ini (merek MG). Padahal, tahun lalu EV hanya 20 persen," ujar pria yang akrab disapa Kun Chris, saat ditemui di Bangkok, Thailand, belum lama ini.

Lanjutnya, tahun ini penjualan mobil listrik baterai atau BEV memang lebih tinggi dibanding hybrid, karena adanya subsidi dari pemerintah yang cukup besar.

"EV 70-80 persen, khusus untuk EV. Saya tidak menggabungkan hybrid ke EV, karena hybrid masih ICE," tambah Chris.

2 dari 2 halaman

Insentif EV di Thailand

Lalu, berapa sih insentif yang diberikan oleh pemerintah Thailand untuk bisa mendorong peningkatan penggunaan mobil listrik murni ini cukup masif?

"Jadi, untuk EV, subsidinya 150 ribu baht dan ada paket tambahan lain, seperti potongan pajak dari 8 persen ke 2 persen. Jadi, secara total, ada potongan harga hingga 200 ribu baht untuk retail price," tegas Chris.

Lalu, Chris kemudian mencontohkan, misalkan harga satu unit mobil listrik di Thailand 1 juta baht atau setara Rp 440 jutaan dan mendapatkan potongan hingga 200 ribu baht atau setara Rp 88 juta. Sehingga, total harga retail mobil listrik menjadi hanya 800 ribu baht atau setara Rp 352,4 jutaan.

Video Terkini