Liputan6.com, Jakarta - Stellantis, perusahaan otomotif yang memiliki 14 produsen mobil, termasuk Alfa Romeo, Citroën, Jeep, Peugeot, dan Vauxhall mencoba untuk mendiversifikasi jumlah drivetrain yang tersedia di bawah aturan dekarbonisasi Uni Eropa.
CEO dari Stellantis, Carlos Tavares mengkritik para legislator atas metode "brutal" mereka untuk menjauhkan para produsen mobil dari bahan bakar fosil dan mengarahkan mereka ke mobil listrik.
Baca Juga
Dilansir autocar, Stellantis mendiversifikasi opsi drivetrain-nya untuk melayani pelanggan yang tidak menyukai pengisian daya kendaraan listrik.
Advertisement
"Persaingan yang sebenarnya dimulai antara sel bahan bakar, EV, mesin pembakaran internal hidrogen, dan bahkan bahan bakar sintetis," kata Tavares. "Kita akan melihat dalam beberapa tahun ke depan, apa yang akan menjadi solusi terbaik bagi masyarakat," lanjut Tavares.
Membakar hidrogen dalam mesin pembakaran telah dipandang sebagai solusi termudah untuk mengemudi tanpa emisi, terutama di kalangan pembuat kendaraan komersial, mengingat kurangnya gangguan pada rantai pasokan yang akan ditimbulkan dibandingkan dengan BEV atau FCEV.
Mesin bensin perlu dimodifikasi agar dapat menerima hidrogen, tetapi sebagian besar mekanismenya tetap sama. Rintangannya adalah membangun jaringan pengisian bahan bakar dan membuat hidrogen ramah lingkungan dalam skala besar.
Sel bahan bakar hidrogen
Tavares tidak mengatakan kendaraan mana yang akan ditawarkan dengan mesin pembakaran hidrogen, tetapi Stellantis telah mulai menjual jajaran van ukuran menengah K0 (bayangkan Vauxhall Vivaro) dengan opsi sel bahan bakar hidrogen.
Stellantis juga akan menawarkan versi sel bahan bakar hidrogen dari truk pick-up Ram Heavy Duty di AS pada akhir 2026 atau awal 2027, kata Tavares.
Advertisement