Liputan6.com, Jakarta - Pada perkembangannya, kendaraan listrik telah menggunakan evolusi soket pengisian. Khusus di Indonesia, berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2020, pada pasal 3 disebutkan beberapa macam tipe colokan yang digunakan di dalam negeri.
Jenisnya berdasarkan jenis arus, yakni AC dengan konektor Type 2, arus DC dengan konfigurasi AA series, dan arus kombinasi dengan konektor tipe konfigurasi FF series. Masing-masing konektor ini terlihat dari pelabelan warna.
Arus AC dengan penanda warna merah, arus DC dengan selubung warna hijau, dan arus kombinasi dengan penanda selubung warna biru.
Advertisement
Dalam rangka kegiatan Electria Vol. 2, Oto.com coba membahas jenis konektor untuk pengisian daya mobil listrik yang umum digunakan di seluruh dunia. Apa saja? Simak bahasan berikut.
Type 1
Colokan tipe ini tidak banyak ditemui di Indonesia karena digunakan untuk pasar Amerika Utara. Selain itu, tipe konektor ini banyak ditemui di mobil EV lawas dan kini sudah digantikan dengan Type 2.
Bentuk konektornya terdiri dari lima pin dengan peruntukan lebih banyak untuk arus AC. Fiturnya ada yang mampu mengisi daya cepat dengan kekuatan daya 3 sampai 7 kW.
Type 2
Ini jenis soket yang paling banyak ditemui. Baik pasar Eropa, dan Asia menggunakan standar model ini dengan bentuk tujuh pin. Fiturnya mampu menggunakan pengisian daya cepat dan lamban.
Selain itu untuk keamanan, konektor Type 2 bisa dikunci saat pengisian daya. Ini membuat pemilik EV tidak perlu khawatir konektor dicabut saat jauh dari kendaraan.
Combinations Plug (Combined Charging System CCS)
Tipe konektor ini termasuk yang paling banyak ditemui pada produk EV modern. Desainnya dibuat untuk arus DC pengisian cepat. Biasanya produk dengan konektor ini menyertakan alat converter untuk pengisian AC di dalam rumah.
Bentuknya cukup unik. Terdapat soket dua pin DC yang digabungkan dengan konektor 7 pin Type 2, biasanya diberi nama CCS Combo 2. Selain itu ada juga model Type 1 5 pin dengan konektor DC di bagian bawah konektor AC.
Pada saat penggunaan, kedua lubang soket digunakan. Namun saat arus DC sebenarnya hanya dua pin DC yang mengalirkan listrik. Saat pengisian dengan arus AC di rumah, maka konektor Type 2 yang mengambil fungsi pengisian.
Â
Â
CHAdeMO
Berasal dari singkatan "Charge de Move", salah satu sistem konektor untuk arus DC pengisian cepat di awal mula. Jenis konektor ini banyak ditemudi di Jepang sejak 2010.
Konektor ini bisa menerima arus berkekuatan 400 kW, bahkan dalam pengembangannya mampu menghantarkan daya hingga 900 kW.
Jika CCS bentuknya menyatu, maka CHAdeMO memiliki bentuk terpisah untuk jenis arus yang berbeda. Secara penggunaan sebenarnya sama dengan model CCS namun dari sisi desain, kehadiran konektor terpisah ini sebenarnya menyulitkan untuk sisi desain yang stylish.
Konektor lain
Selain jenis konektor di atas, terdapat juga jenis konektor lain. Misal konektor untuk di arus listrik rumahan.
Biasanya dalam paket pembelian, produsen akan menawarkan wall box yang merupakan sebuah pengubah arus untuk mengisi daya kendaraan listrik.
Ada juga konektor CEE, yang biasanya digunakan di kegiatan luar ruang. Terdiri dari lima pin yang mampu mengalirkan arus daya 3 kW atau lebih.
Sumber: Oto.com
Advertisement