Sukses

Toyota Crown Sport Berteknologi Plug in Hybrid Resmi Meluncur, Bisa Jadi Genset Darurat

Toyota meluncurkan versi PHEV dari Crown Sport di Jepang, yang dimana ini merupakan Crown pertaman yang menggunakan teknologi Plug in Hybrid.

Liputan6.com, Jakarta - Toyota meluncurkan versi PHEV dari Crown Sport di Jepang, yang dimana ini merupakan Crown pertama yang menggunakan teknologi Plug in Hybrid.

Dilansir Carscoops, dapur pacu Toyota Crown Sport berasal dari mesin bensin 2.5 liter yang digabungkan dengan dua motor listrik dan paket baterai lithium-ion yang menghasilkan tenaga gabungan dari PHEV adalah 302 hp yang disalurkan ke empat rodanya melalui sistem 4WD listrik E-Four.

Toyota mengklaim bahwa dengan tangki bensin penuh dan baterai yang terisi penuh, Crown Sport PHEV bisa menempuh jarak sejauh 1.200 km bahkan lebih. 

Untuk pengisian baterainya  akan memakan waktu 5,5 jam dari untuk charger standar, sementara pengisi daya cepat akan mengisi daya hingga 80% hanya dalam kurun waktu 38 menit.

Fitur menarik yang ada pada Crown Sport PHEV adalah "My Room Mode" yang memungkinkan peengguna untuk menggunakan AC dan sistem audio selama pengisian daya, dan power supply daya eksternal 1.500 Watt yang dapat memberi daya pada perangkat atau bahkan seluruh rumah tangga selama pemadaman listrik atau keadaan darurat lainnya.

Secara visual, Toyota Crown Sport PHEV RS dibedakan dengan desain yang berbeda pada velg 21 inci berwarna hitam, kaliper rem berwarna merah, dan lencana PHEV.  Pada bagian dalam, terdapat kombinasi jok berwarna hitam dan merah, dengan jok sport dan sabuk pengaman belakang berwarna merah yang menambah kesan sporty.

Toyota Crown Sport PHEV sudah tersedia untuk dipesan di Jepang dengan banderol harga ¥7.650.000 atau sekitar Rp 827 juta dan hanya tersedia tipe Sport RS.

2 dari 2 halaman

Sejarah Awal Berdirinya Toyota Motor Corporation

Sakichi Toyoda menurunkan sifatnya yang berkeinginan untuk selalu bertransformasi kepada sang anak, Kiichiro Toyoda. Berawal dari hak paten perusahaan Inggris, Platt Brothers of Oldham, pada 1929 sebesar £100.000, telah memberikan Kiichiro Toyoda modal untuk mendanai proyek yang ia sukai yakni manufaktur mobil.

Keinginannya untuk mendiversifikasi bisnis pembuatan alat tenun keluarga Toyoda bertepatan dengan rencana pemerintah Jepang untuk mengembangkan industri otomotif dalam negeri. Kiichiro mendirikan divisi otomotif di Toyoda Automatic Loom Works pada 1933.

Tugas pertama divisi ini adalah menciptakan mesin baru berdasarkan mesin 6-inline Chevrolet Stovebolt. Saat reverse engineering mesin ini, tim Toyoda mampu melakukan perbaikan pada kepala silinder dan intake manifold, yang pada gilirannya menghasilkan tenaga lebih besar.

Pendekatan serupa dilakukan pada kendaraan prototipe pertama Toyoda Model A1 tahun 1935, yang sangat dipengaruhi oleh DeSoto Airflow.

Prototipe Toyoda berikutnya adalah truk Toyoda Model G1 tahun 1935 yang menggunakan mesin Tipe A baru dan sasis tangga Model A1 versi memanjang tetapi dengan bodi yang dirancang sendiri.

Truk ini secara historis penting sebagai kendaraan produksi Toyoda pertama serta juga pertama diekspor ke pasar luar negeri.

Keuntungan dari model ini mendorong pengembangan dan produksi selanjutnya dari sedan Toyoda Model AA dan bus Model DA.

Bisnis baru Toyoda berkembang pesat dan melampaui posisinya sebagai anak perusahaan. Pada April 1937, departemen otomotif Toyoda Automatic Loom Works secara resmi terdaftar sebagai Toyota Motor Company Limited (sekarang Toyota Motor Corporation).