Sukses

Menko Luhut Sebut Indonesia Kerja Sama dengan China Kembangkan Baterai LFP

Polemik baterai lithium ferro phosphate (LFP) dan nikel masih jadi pembicaraan yang cukup menarik

Liputan6.com, Jakarta - Polemik baterai lithium ferro phosphate (LFP) dan nikel masih jadi pembicaraan yang hangat. Terlebih terkait pabrikan mobil listrik Tesla, yang dikatakan sudah beralih 100 persen menggunakan LFP, dan meninggalkan nikel di pabrik perakitannya di Shanghai.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan langsung membantah hal tersebut, dan juga mengatakan pabrik mobil listrik asal Amerika Serikat di Shanghai, China masih menggunakan nikel.

Meski begitu, Luhut juga mengatakan, Indonesia juga tengah mengembangkan baterai LFP ini bersama dengan China.

"Kita bersyukur LFP juga kita kembangkan dengan Tiongkok dan lithium baterai kita kembangkan dengan Tiongkok dan lain-lain," jelas Luhut, disitat dari akun instagram resminya, @luhut.pandjaitan, dikutip Selasa (30/1/2024).

Selain itu, Luhut juga mengatakan, Tesla sendiri memang masih menggunakan nikel untuk baterai mobil listrik, dan komponen tersebut disuplai oleh LG.

"Selain itu, publik perlu tahu bahwa lithium baterai berbasis nikel itu bisa didaur ulang, sedangkan baterai LFP sejauh ini masih belum bisa didaur ulang," tukas Luhut.

2 dari 3 halaman

Akui Nikel Bakal Kurang Digunakan

Namun, Luhut juga tak menampik jika memang sudah ada pabrikan yang memang mengarah menggunakan LFP. Hal itu, mengingat penelitian yang terus berkembang di industri baterai kendaraan listrik.

"Memang ada yang mulai LFP karena penelitian mengenai LFP makin berkembang. Ya memang satu ketika tidak tertutup kemungkinan nikel ini makin kurang penggunaannya, makanya sebabnya, kita juga harus genjot juga. Tapi dengan tadi yang terukur," tegasnya.

3 dari 3 halaman

Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia