Liputan6.com, Jakarta - Kampanye recall atau penarikan kembali untuk perbaikan kembali menghantam Tesla. pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat itu harus menarik Model S, X, dan Y di Negeri Paman Sam karena teknologi kaca spion yang bermasalah.
Disitat dari reuters, masalah perangkat lunak ini menyebabkan kaca spion ketiga di mobil listrik Tesla ini dapat menghalangi visibilitas pengemudi saat mundur. Masalah ini, melibatkan sebanyak kurang lebih 200 ribu unit kendaraan.
Baca Juga
Kerusakan itu sendiri terjadi karena ketidakstabilan perangkat lunak yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
Advertisement
Pengumuman recall ini berselang kurang dari dua bulan setelah Tesla melakukan recall untuk hampir semua mobil listriknya di Amerika Serikat, karena memasang perlindungan baru dalam sistem bantuan pengemudi canggih Autopilot.
Berdasarkan keterangan Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA), model yang terdampak adalah Model S, Y, dan X mulai tahun 2023.
Tesla telah merilis pembaruan perangkat lunak over-the-air (OTA) gratis untuk mengatasi masalah ini.
Secara terpisah, Tesla juga telah meningkatkan perangkat lunak untuk 7.538 unit mobil listrik Model S dan X, karena masalah pintu yang dapat terbuka dengan sendirinya saat terjadi tabrakan.
Bos Tesla Sebut Pabrikan China Jadi Ancaman Serius Industri Otomotif
Elon Musk dan Tesla mencapai kesuksesan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, dan menempatkan produsen mobil lama di posisi belakang, dan kendaraan listrik atau EV berada di puncak daftar terlaris di Eropa untuk pertama kalinya.
Tetapi, Bos pabrikan asal Amerika Serikat ini tidak berbasa-basi ketika menjelaskan ancaman yang ditimbulkan oleh merek kendaraan listrik Tiongkok.
Disitat dari Carscoops, dalam laporan pendapatannya pada pekan ini, Elon Musk memperingatkan bahwa produsen mobil Tiongkok akan menghancurkan lawan globalnya. Namun hal tersebut bisa saja tidak terjadi, jika negara-negara lain menerapkan hambatan untuk masuknya gelombang mobil listrik asal Negeri Tirai Bambu.
"Jika tidak ada hambatan perdagangan yang ditetapkan, hal tersebut akan menghancurkan sebagian besar perusahaan mobil lain di dunia," disitat dari laporan Reuters, saat Musk mengatakan kepada para analis.
Peringatan jujur dari pemilik Tesla ini datang tak lama setelah BYD menyingkirkan perusahaan Negeri Paman Sam tersebut dari puncak perusahaan mobil listrik tertaris.
Padahal di sisi lain, Tesla pada 2023 bergerak secara agresif, termasuk memangkas harga, mengejar volume dengan mengorbankan keuntungan, dan berhasil menurunkan harga.
Advertisement