Liputan6.com, Jakarta - Morris Garage (MG) Motor Indonesia siap membawa MPV listrik bongsornya, Maxus 9. Model ramah lingkungan ini, kemungkinan besar akan diluncurkan di gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, pada 15 Februari mendatang.
"Apakah itu MG Maxus 9 EV atau sesuatu yang sama inovatifnya menanti untuk diperkenalkan? Kami mengundang Anda untuk menyaksikan sendiri kejutan yang kami siapkan," kata Arief Syarifudin, Marketing & PR Director MG Motor Indonesia, dalam keterangan resmi, Jumat (2/2/2024).
Baca Juga
MG Maxus 9, merupakan mobil keluarga ramah lingkungan dengan baterai lithium-ion 90kWh yang menjanjikan jangkauan hingga 540 km dalam satu kali pengisian.
Advertisement
Selain itu, mobil ini juga memiliki rating keselamatan 5-bintang dari EURO NCAP, dan diyakini dapat kandidat menarik perhatian di IIMS 2024.
Tapi, apakah kehadiran MPV listrik premium ini di Indonesia hanya sebatas rumor, atau akan menjadi kenyataan yang dapat mengubah lanskap kendaraan listrik di negeri ini?
"MG Maxus 9, dengan desain futuristiknya, performa mengagumkan, dan kenyamanan tingkat tinggi, tentunya menjadi kandidat yang cocok. Namun, apakah kami akan meluncurkannya di IIMS 2024? Tetap pantau untuk informasi lebih lanjut," Arief menambahkan.
MG Motor Indonesia Siap Kirim Mobil Listriknya ke Australia Akhir 2024
MG Motor Indonesia telah memulai produksi dua mobil listriknya, MG4 EV dan MG ZS EV di Indonesia. Kendaraan ramah lingkungan buatan Tanah Air ini, juga telah siap diekspor ke Australia pada tahun ini.
Menurut Arief Syarifudin, Marketing & PR Director MG Motor Indonesia, untuk model pertama yang akan dikapalkan ke Negeri Kangguru, adalah MG ZS EV.
"Iya (ekspor ke Australia), tapi diutamakan untuk MG ZS EV pada 2024, kuartal keempat. Sementara untuk MG4 EV untuk pemenuhan dalam negeri terlebih dahulu," jelas Arief, saat ditemui di bilangan Jakarta Selatan, belum lama ini.
Untuk MG4 EV, sambungnya, kemungkinan besar akan dilakukan ekspor pada 2025. Sedangkan untuk negara tujuan ekspor, MG Motor Indonesia juga akan menyasar beberapa negara di Asia Tenggara lainnya.
"Kita punya Vietnam, Filipina, termasuk Australia. Target 30 persen dari seluruh kapasitas produksi kami nantinya itu dialokasikan untuk kebutuhan ekspor," tambah Arief.
Advertisement