Sukses

Tak Jadi Investasi, Tesla Tetap Ingin Beli Produk Turunan Nikel Indonesia

Luhut Binsar Pandjaitan, tidak pusing terkait janji Tesla ini yang ingin membangun pabrik dan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Rencana investasi Tesla di Indonesia hingga saat ini masih belum dapat kejelasan. Terburuk, pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat itu tidak jadi menanamkan modalnya di pasar otomotif Tanah Air.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, tidak pusing terkait janji Tesla ini yang ingin membangun pabrik dan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Pasalnya, Indonesia juga telah mendapatkan investasi dari salah satu raksasa mobil listrik asal China, BYD yang sudah mulai menjual dan bakal membangun ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.

"Tesla? Kita sudah ada BYD kok, BYD juga tidak jelek, bagus. Kalau Tesla enggak mau datang, ya silahkan juga," jelas Luhut, di kantornya, beberapa waktu lalu.

Namun, Luhut juga menyebutkan, Tesla tetap akan membeli produk turunan nikel dari proyek smelter yang dikerjakan oleh PT Vale Indonesia di Sulawesi.

"Dia (Tesla) mau masuk nanti di Vale, yang di-joint dengan Ford, dia mau beli mungkin produk mereka itu," tegas Luhut.

2 dari 2 halaman

Kesepakatan Jangka Panjang Tesla

Seperti diketahui, pada 2022 Tesla telah menandatangani kesepakatan jangka panjang baru dengan dua pemasok bahan baterai asal China, yaitu Zhejiang Huayou Cobalt Co dan CNGR Advanced Material Co.

Huayou Cobalt akan memasok bahan ke Tesla mulai 1 Juli 2022 hingga akhir 2025.

Harga produk akan dikenakan harga pasar untuk nikel, kobalt dan mangan, serta biaya pemurnian. CNGR akan memasok mobil kendaraan listrik antara 2023 dan 2025.