Sukses

BYD Kena Imbas Ketegangan Amerika Serikat dan China

Rencana pembangunan pabrik manufaktur BYD di Meksiko memancing reaksi dari Gedung Putih terkait kekhawatiran ancaman keamanan nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Ketegangan bak perang dingin antara AS-China masih berlangsung. Persaingan dagang, pengembangan teknologi, dan saling tuduh-menuduh mengenai penyadapan masih nyaring tersiar. Belakangan ketegangan ini merembet ke produsen mobil listrik asal China BYD yang baru saja berencana membangun pabrik manufakturnya di Meksiko.

Menyusul kabar pembangunan manufaktur BYD di Meksiko, tak lama setelahnya Gedung Putih mengeluarkan reaksi tendensius.

Presiden Joe Biden mengumumkan pada Kamis (29/2/2024) bahwa dirinya telah menginstruksikan Menteri Perdagangan AS untuk memulai penyelidikan terhadap kendaraan yang dilengkapi dengan teknologi terintegrasi yang berasal dari China dan beberapa negara lainnya yang menjadi perhatian. Investigasi ini akan mengukur potensi risiko yang mungkin timbul pada kendaraan bermerek atau buatan China dalam penjualannya di pasar AS.

"China bertekad untuk mendominasi masa depan pasar otomotif, termasuk dengan praktik yang tidak adil," kata Biden dalam sebuah pernyataan resmi.

Dirinya menambahkan bahwa China dapat membanjiri jalanan Amerika dengan kendaraan berteknologi mutakhir yang dapat menimbulkan risiko keamanan nasional.

"Kendaraan yang terkoneksi dari China dapat mengumpulkan data sensitif tentang warga negara dan infrastruktur kami dan mengirimkan data ini kembali ke Republik Rakyat China," tandas Biden.

Menurut laporan Reuters, Kedutaan Besar China di Washington mengkritik Gedung Putih karena menyatakan bahwa kendaraannya menimbulkan ancaman bagi warga Amerika.

Namun, Biden berdalih bahwa China juga telah memberlakukan pembatasan serupa pada produsen mobil pabrikan Amerika di China.

Sejauh ini, belum ada produsen mobil China yang melakukan penjualan kendaraan dalam negeri di AS, kecuali Polestar milik Geely Automobile China. Namun, beberapa produsen mobil di pasar AS kini mengimpor kendaraan yang diproduksi di China.

2 dari 4 halaman

Alasan Kekhawatiran Amerika Serikat

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Washington Post, Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo secara khusus menyebut aksesibilitas jarak jauh oleh "seseorang di Beijing" sebagai kekhawatiran utama dalam penyelidikan baru ini.

Kekhawatiran AS juga berkaitan dengan perjanjian perdagangan USMCA antara AS, Meksiko, dan Kanda. Berdasarkan perjanjian dagang tersebut, akan ada potensi mobil bermerek Tiongkok melintasi perbatasan ke pasar Amerika tanpa mendirikan pabrik di AS.

Walau begitu, BYD, produsen mobil China yang telah hadir di pasar Meksiko sejak Maret tahun lalu, yang berencana membangun pabriknya di Meksiko, baru-baru ini dan berulang kali membantah rencana mereka untuk meluncurkan kendaraan mereka untuk dijual di pasar AS dalam waktu dekat.

"Rencana kami adalah membangun fasilitas untuk pasar Meksiko, bukan untuk pasar ekspor," ungkap Stella Li, CEO BYD Americas kepada Reuters, dikutip Jumat (1/3/2024).

Sebelumnya, pemerintah AS pernah mengambil tindakan defensif serupa terhadap perusahaan media sosial TikTok dan perusahaan komunikasi Huawei beberapa tahun ke belakang.

Sebaliknya, seperti diungkapkan Biden, pemerintah China pada 2021 juga telah mengambil langkah serupa terhadap kendaraan bermerek Amerika, khususnya Tesla atas nama keamanan nasionalnya.

Pemakaian Tesla di China terbatas dan dilarang memasuki pangkalan militer, bandara, kawasan industri, acara olahraga, dan koridor jalan raya tertentu. Reuters melaporkan seluruh kota Beidaihe, tempat para pemimpin partai komunis Tiongkok biasa berlibur, juga jadi lokasi terlarang bagi Tesla.

3 dari 4 halaman

Rencana Pembangunan Pabrik BYD di Meksiko

Membangun pabrik untuk memperluas pasar global adalah gaya BYD. Produsen yang meraih kesuksesan tingkat penjualannya di Tiongkok itu tak ingin kesuksesan hanya di alami di negara asalnya sendiri saja.

Country manager BYD Meksiko, Zhou Zhou saat berbicara dengan Nikkei Asia baru-baru ini mengatakan bahwa besutan asal Tiongkok itu percaya Meksiko memiliki potensi besar untuk mencapai kesuksesan masa depan perusahaannya.

BYD tengah berdiskusi dengan pemerintah lokal dan nasional mengenai lokasi pabrik. Berdasar laporan Nikkei Asia, BYD tengah mengamati negara bagian Nuevo Leon di Meksiko Utara, Baijo di wilayah tengah, atau Semenanjung Yucatan di selatan.

Walau begitu, belum jelas kapan rencana pabrik BYD di Meksiko dapat beroperasi.

Selain rencana di Meksiko, tahun ini BYD akan membuka fasilitas di Thailand. Mereka juga telah mengumumkan investasi untuk membangun pabrik di Brasil, dan berkomitmen untuk membangun lokasi di Hongaria dalam waktu tiga tahun.

Begitu pula di Indonesia, diberitakan BYD akan memulai pembangunan pabriknya pada tahun ini.

4 dari 4 halaman

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin?