Sukses

Amerika Serikat Sebut China Over Produksi Mobil Listrik, Data Bilang Sebaliknya

Tuduhan overkapasitas produksi di sektor baru yang ditujukan pada China hanya terbukti pada panel surya dan baterai, namun tidak dengan kendaraan listrik.

Liputan6.com, Jakarta - Pada Minggu (7/4/2024), Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen, menyampaikan kekhawatirannya terhadap overkapasitas industri China termasuk di bidang elektrifikasi dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Li Qiang.

Disitat dari Reuters, dalam kunjungannya ke China sebelumnya pada hari Jumat, Yellen memahami dukungan pemerintah Beijing terhadap industri manufaktur adalah sebagai bagian dari upaya pembangunan dalam negeri.

Kendati demikian, dia juga mencatat bahwa keadaan ini telah menyebabkan overkapasitas produksi yang jauh melebihi permintaan domestik China dan pasar global.

"Saat ini mengarah pada kapasitas produksi yang secara signifikan melebihi permintaan domestik China, serta kemampuan pasar global," ujar Yellen.

Isu overkapasitas produksi menyoroti sektor-sektor baru seperti kendaraan listrik, baterai, dan panel surya yang dapat melemahkan persaingan bisnis dan lapangan kerja di AS, Meksiko, dan India.

"Saya percaya bahwa mengatasi overkapasitas, dan secara lebih umum mempertimbangkan reformasi berbasis pasar, adalah kepentingan China," sambungnya.

Pejabat Departemen Keuangan AS menyatakan bahwa isu tersebut turut dibawa dan dibahas mendalam dalam pertemuan pada hari Minggu dengan Li.

Pertemuan tersebut menghasilkan kesediaan keduanya untuk menjelajahi masalah lebih lanjut tanpa ada penolakan ideologis atau hasutan, meski terdapat perbedaan pendapat. Hasil diskusi ini merupakan suatu pencapaian baik meredam ketegangan AS-China.

Di sisi lain, Li menyatakan bahwa AS harus menahan diri untuk tidak mengubah masalah ekonomi dan perdagangan menjadi isu politik atau keamanan, dan memandang masalah kapasitas produksi dari perspektif pasar dan global terkait dukungan transisi energi, seperti disorot kantor berita negara China, Xinhua.

2 dari 5 halaman

Mobil Listrik China Punya Tingkat Pemanfaatan Positif di Atas 80 Persen

Sebelum kedua negara melakukan penyelidikan lebih lanjut, Bloomberg merilis kumpulan data yang berbanding terbalik dari pernyataan Menkeu AS yang menunjukkan bahwa tuduhan overkapasitas hanya terbukti pada panel surya dan baterai, bukan pada kendaraan listrik.

Di bidang otomotif, China merupakan pasar kendaraan listrik murni dan hybrid terbesar di dunia. Produsen China juga banyak mengunggulkan ladang miliknya sendiri untuk memanen keuntungan penjualan.

Ini dapat dilihat berdasar pada data rasio ekspor terhadap produksi mobil listrik China yang justru jauh lebih rendah dibanding Jerman, Jepang, dan Korea Selatan.

Perbandingan tersebut juga dapat memandu bagaimana melihat besar dampak atas overkapasitas China yang ditakutkan AS bagi pasar global.

Klaim overkapasitas pun tidak sepenuhnya terlihat dalam persediaan produsen mobil China yang tercatat di bursa.

Eksportir kendaraan listrik terbesar di China seperti BYD Co., pabrik Tesla Inc. di Shanghai, Li Auto Inc., dan SAIC Motor Corp. memiliki tingkat pemanfaatan kapasitas di atas ambang batas normal 80 persen, bahkan mayoritas lebih, bila mengacu data dari JSC Automotive.

Perlu dicatat bahwa data pemanfaatan kapasitas produksi di sekitar 75 persen pada total produksi otomotif China adalah data yang tidak memisahkan kendaraan bermesin listrik dan pembakaran internal.

3 dari 5 halaman

Overkapasitas Terjadi di Produksi Baterai dan Panel Surya

Geely Automobile Holdings Ltd. adalah satu-satunya eksportir besar dengan tingkat pemanfaatan rendah sebesar 44 persen. Namun perlu dicatat bahwa perusahaan ini mengandalkan kendaraan pembakaran internal untuk sebagian besar penjualannya tahun lalu.

Overkapasitas lebih tepat diarahkan kepada produksi kendaraan konvensional ketimbang kendaraan listrik. Belum lagi melihat pasar domestik China yang mengalami kemerosotan dalam penjualan kendaraan konvensional di tengah elektrifikasi.

Overkapasitas kendaraan listrik terjadi namun hanya terkonsentrasi di perusahaan-perusahaan kecil dan tidak kompetitif yang menurut analis Rhodium Group, Camille Boullenois, kemungkinan besar tidak akan bertahan. Walau nampaknya Xpeng dan Nio yang termasuk ke dalam kelompok ini akan menjadi daftar antisipasi tahun ini.

Namun dalam hal baterai kendaraan listrik, kapasitas produksi China memang melebihi permintaan, dengan proyeksi output yang mencapai 4.800 GWh tahun depan, sementara kebutuhan hanya mencakup 1.200 GWh menurut Zhu Huarong dari Changan Automobile.

Hal yang sama berlaku untuk panel tenaga surya. Temuan BNEF menunjukkan bahwa kapasitas produksi baterai dan panel surya China tahun 2024-2027 akan melampaui permintaan lebih dari dua kali lipat.

4 dari 5 halaman

Presiden Joe Biden Sebut Mobil China Bisa Mata-Matai Orang Amerika

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menginstruksikan Menteri Perdagangan AS untuk memulai penyelidikan terhadap kendaraan yang dilengkapi dengan teknologi terkoneksi yang berasal dari Tiongkok dan "negara-negara lain yang menjadi perhatian."

"China bertekad untuk mendominasi masa depan pasar otomotif, termasuk dengan menggunakan praktik-praktik yang tidak adil,” ujar Biden dalam sebuah pernyataan yang disiarkan laman Carscoops, Sabtu (2/3/2024).

Biden mengungkap, China siap membanjiri jalanan di Amerika dengan kendaraan berteknologi canggih yang dapat menimbulkan risiko bagi keamanan Nasional.

"Kendaraan yang terhubung dari China dapat mengumpulkan data sensitif tentang warga negara kita dan infrastruktur kita dan mengirimkan data ini kembali ke Republik Rakyat Tiongkok. Kendaraan-kendaraan ini dapat diakses dari jarak jauh atau dilumpuhkan,” kata Biden.

Kedutaan Besar China di Washington telah mengkritik Gedung Putih karena menganggap kendaraan-kendaraan tersebut sebagai ancaman bagi warga Amerika. Namun, Biden mengklaim bahwa China memberlakukan pembatasan pada produsen mobil Amerika.

"Mengapa kendaraan yang terhubung dari China harus diizinkan beroperasi di negara kita tanpa perlindungan?" kata Biden.

Ini bukan pertama kalinya AS memberlakukan pembatasan pada perusahaan-perusahaan China dengan alasan kekhawatiran keamanan nasional.

Sebelumnya, Amerika Serikat melarang perusahaan telekomunikasi Tiongkok memasuki pasar karena kekhawatiran serupa terkait penggunaan data.

5 dari 5 halaman

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin?