Liputan6.com, Jakarta - Bermitra dengan PT Indomobil Wahana Trada sejak 20 April 2021, Citroën di Indonesia akan bergabung dengan pabrik Indomobil di Purwakarta, Jawa Barat untuk melakukan perakitan lokal (Completely Knock Down/CKD). Jika produksi kemudian berjalan lancar, Indomobil optimistis Stellantis akan menghendaki pabriknya di Indonesia untuk jadi pusat ekspor ke pasar ASEAN.
Mengawali produksinya yang masih berproses, Citroën akan berfokus pada mobil listrik terlebih dahulu yang ditargetkan segera terlaksana pada paruh kedua tahun ini.
"Kami akan mulai produksi mobil listrik dulu, yaitu mobil E-C3. Kami merencanakan di tahun ini, 2024, kami sudah bisa mempersiapkan dan memproduksi mobil listrik ini di Indonesia," ujar Tan Kim Piauw, Chief Executive Officer (CEO) PT Indomobil National Distributor di acara peluncuran Citroën C3 Aircross di Jakarta, Selasa (23/4/2024).
Advertisement
"Melihat dari proses yang berjalan, di semester 2 itu sudah pasti bisa kita lakukan produksi. Cuma kalau ditanya apakah Januari apa Juli apa Agustus, September, itu yang belum berani kita sampaikan," imbuhnya.
Memaparkan lebih lanjut mengenai proses produksi Citroën E-C3, Tan mengatakan bahwa hingga kini pabriknya masih berada di tahap uji coba.
"Jadi kalau perakitan itu ada namanya uji coba, kita sudah berhasil untuk melakukan produksi X0 yang pertama, dan sekarang lagi masuk uji coba untuk produksi X1. Jadi itu memang ada tahap-tahapnya," papar Tan.
Citroën menargetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) kendaraan miliknya dapat mencapai 20 persen hingga 40 persen.
Berambisi Jadi Pusat Eksportir Mobil Listrik Citroën di ASEAN
Indomobil Group sebelumnya memaparkan rencana jangka panjang untuk lakukan ekspor. Menjelaskan lebih lanjut, Tan membeberkan bahwa ini adalah ambisi yang belum diputuskan bersama Stellantis.
"Kita belum sampai keputusan ke situ (ekspor), tapi saya melihat bahwa sampai hari ini, Stellantis (memutuskan) satu-satunya negara di ASEAN yang punya fasilitas produksi nantinya cuma Indonesia. Jadi Thailand belum ada," ungkap Tan optimistis.
"Jadi saya pikir kalau ini sudah berjalan lancar, baik, (ekspor) mungkin aja ya. Tapi terus terang belum diputuskan, belum dibahas sampai segitu jauh," tambahnya menekankan.
Sebagai informasi, model E-C3 yang sudah membuka pemesanan di Indonesia saat ini masih CBU dari pabrik India. Rencananya model ini akan segera siap dikirimkan ke garasi konsumen pada Mei mendatang setelah izin yang hampir finish beres diurus.
Keputusan masuknya kendaraan listrik jenama Prancis ini ke Indonesia berkaitan dengan keikutsertaan Citroën dalam program insentif kendaraan listrik pemerintah.
Advertisement
Belum Akan Memasarkan dan Memproduksi Kendaraan Hybrid
Sementara produksi manufaktur masih berfokus pada kendaraan listrik, mengenai penawaran powertrain di pasar nasional Indonesia, Tan memaparkan Citroën hanya akan berfokus pada kendaraan pembakaran internal (ICE) dan kendaraan listrik (EV) dalam jangka waktu dekat ini.
"Secara produk sebenarnya Citroën memiliki (hybrid), tapi untuk pasar Indonesia kami hari ini masih bicara ICE dan EV. Jadi untuk berkembang kepada hybrid saat ini belum sampai segitu jauh," tandas Tan.
"Agar tetap kompetitif dalam menyesuaikan dengan populasi dan basis pasokan yang harus kita aktifkan dalam hal powertrain, hari ini untuk Citroën kami menawarkan bahan bakar dan listrik, dan masih banyak lagi studi yang berlangsung pada powertrain lain. Demikian yang dapat saya ungkapkan kepada Anda," jelas COO Stellantis ASEAN, Daniel Gonzalez kepada wartawan pada agenda yang sama.
Belum ada kabar menyusul produksi kendaraan dengan pembakaran internal di pabrik Indomobil untuk Citroën, baik dengan perkawinan hybrid maupun pembakaran murni.
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Advertisement