Liputan6.com, Tokyo - Daihatsu, anak perusahaan Toyota dalam mobil kompak akan segera rebound untuk sepenuhnya efektif melanjutkan pengembangan kendaraan miliknya paling lambat akhir 2024, setelah keputusan penangguhan imbas skandal uji tabrak pabriknya di Jepang yang diumumkan akhir 2023 oleh perusahaan.
Keputusan ini diumumkan pimpinan Presiden baru Daihatsu, Masahiro Inoue, yang baru ditunjuk pada Maret lalu untuk beralih dari jabatan lamanya sebagai CEO Toyota Amerika Latin. "Setelah kami melakukan langkah-langkah untuk mencegah terulangnya kembali (masalah sertifikasi uji keselamatan), kami ingin melanjutkan secepatnya pada akhir tahun ini," kata Inoue dikutip dari Reuters, Kamis (25/4/2024).
Inoue mengungkap, rencana ini akan menyertakan kemungkinan perubahan kecil pada model yang dapat terjadi lebih awal.
Advertisement
Daihatsu tahun lalu tersandung skandal kecurangan uji keselamatan terhadap sekitar 88.000 mobil kompak yang mencakup total 64 model dengan 22 diantaranya dipasarkan di bawah payung merek Toyota. Kini, semua kecuali satu model Daihatsu, telah dipastikan memenuhi standar dan telah melanjutkan pengirimannya.
Skandal di Jepang sebelumnya juga sempat mempengaruhi manufaktur Toyota-Daihatsu di Indonesia, Astra Daihatsu Motor (ADM), Toyota-Astra Motor (TAM), dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia untuk melakukan ekspor.
Walau begitu, proses pengiriman model-model mobilnya di Indonesia sudah normal mulai 22 Desember lalu karena telah memenuhi aturan dan proses homologasi Tanah Air.
Target Baru Kembangkan Potensi di Amerika Latin dan Afrika
Dengan dikepalai presiden baru yang didatangkan dari Toyota Amerika Latin, target Daihatsu menyasar pasar-pasar negara berkembang juga terlihat akan memiliki sorotan baru pada peluang di pasar Amerika Latin dan Afrika.
"Pasar negara berkembang sangat cocok bagi kami, seperti melemparkan bola cepat ke tengah-tengah zona serangan," katanya kepada wartawan pada konferensi tanggal 22 April, seperti dikutip Reuters.
"Amerika Selatan dan Afrika adalah pasar yang harus menjadi fokus pembangunan selama sepuluh tahun ke depan," dirinya menandaskan.
Sementara itu, hasil merger Toyota Motor Asia Pacific (TMAP) di Singapura dan Toyota Daihatsu Engineering and Manufacturing (TDEM) di Thailand, Toyota Motor Asia akan terus mendukung 16 pasar, yakni Bangladesh, Bhutan, Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Timor-Leste, Vietnam.
Advertisement