Sukses

Produsen Mobil Listrik Swedia Polestar Akan Lanjut Seriusi Pasar ASEAN pada 2025

Rencana ekspansi baru ini diumumkan Polestar pada Senin (18/6/2024), yang juga mencakup perluasan ke tujuh negara pada 2025.

Liputan6.com, Jakarta - Polestar, jenama otomotif asal Swedia yang kini beroperasi sepenuhnya dalam produksi mobil listrik, berencana memperluas kehadirannya ke tujuh pasar baru pada tahun depan. Dalam rencana ekspansi barunya ini, Polestar akan menyasar satu lagi negara ASEAN, yakni Thailand.

Sebelumnya, Polestar sudah menghampiri kawasan ASEAN dengan menggarap pasar Singapura. Dengan Thailand akan menjadi salah satu target penjualan barunya tahun depan, saudara listrik Volvo ini menargetkan untuk merebut lebih banyak pangsa pasarnya di Asia Tenggara.

Rencana ekspansi baru ini diumumkan Polestar melalui keterangan resmi perusahaan pada Senin (17/6/2024), yang juga mencakup perluasan ke Prancis, Republik Ceko, Slovakia, Hungaria, Polandia, dan Brasil pada tahun 2025.

"Memperluas operasi ritel kami dengan mitra baru dan lama akan memungkinkan kami menjangkau lebih banyak pelanggan. Melalui kemitraan dan ekspansi ini, kami akan memanfaatkan merek kami yang kuat dan jajaran model yang terus berkembang," kata Thomas Ingenlath, CEO Polestar, melalui keterangan resmi.

Menurut laporan Reuters, langkah ini diambil perusahaan setelah pengirimannya merosot 40 persen pada kuartal pertama. Pelebaran sayap ke pasar baru dapat memberikannya peluang untuk memperkuat penjualan.

Thailand yang menjadi sasaran Polestar untuk meraup penjualan dari pasar Asia Tenggara, menduduki peringkat ketiga untuk penjualan kendaraan roda empat pada periode awal 2024 hingga April lalu, dengan 210.138 unit terjual, menurut data ASEAN Automotive Federation. Capaian tersebut masih berada di belakang Indonesia sebagai pemimpin di 263.706 dan Malaysia di 260.235.

Namun, akan berbeda jika berbicara segmen mobil listrik yang akan digeluti Polestar. Thailand tahun lalu mengalami lonjakan penjualan signifikan dari 9.729 unit pada 2022, menjadi 78.314 unit untuk menutup 2023.

Dukungan legislatif Thailand melalui kebijakan insentif dan keringanan pajak lewat skema EV3 dan EV3.5 telah memperkuat produksi dan penjualan kendaraan listrik di negara ini, yang menawarkan keuntungan bagi para produsen.

Dengan basis produksi yang kuat, Thailand terus menjadi tujuan utama produsen otomotif untuk memasok kendaraan di kawasan ASEAN, dengan produksi mencapai 518.790 unit pada awal tahun hingga April, melebihi angka produksi Indonesia dan Malaysia yang masing-masing berkisar 300-200 ribuan unit.

2 dari 3 halaman

Polestar Akan Saingi BYD dan Neta Sebagai Pesaing Terkuat di Pasar Thailand

Dengan rencana baru ini, jenama Swedia yang kini berada di bawah naungan perusahaan China, Geely Automobile, bersama dengan saudaranya Volvo, bertujuan untuk mengirimkan 155-165 ribu mobil pada tahun 2025. Target tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi 54.600 kendaraan terkirim pada 2023.

Tahun lalu, Geely dan jenama mobil Malaysia, Proton, yang juga berada dalam satu induk yang sama, juga mengungkapkan rencana untuk membangun pabrik mobil listrik di Negeri Gajah Putih tersebut.

Kemudian dengan masuknya Polestar tahun depan, dan kemungkinan akan menyusul rampungnya fasilitas produksi mobil listrik Geely di sana, penjualannya akan ikut bersaing dengan BYD, Neta, dan MG dalam peraihan penjualan mobil listrik di Thailand.

Pada tahun lalu, BYD memimpin penjualan mobil listrik di Thailand dengan 30.650 unit, diikuti Neta dengan 12.777 unit, dan MG dengan 12.764 unit. Kemudian Tesla menempati posisi keempat dengan 8.206 unit, sementara Ora dari Great Wall Motor berada di posisi lima dengan 6.746 unit.

3 dari 3 halaman

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia