Liputan6.com, Gaydon, Inggris - Land Rover Freelander telah mengakhiri karirnya sebagai mobil bensin pada tahun 2015. Sekarang, sebagai bagian dari niatan Jaguar Land Rover (JLR) untuk bergabung dalam gerakan elektrifikasi, jenama asal Inggris ini mengumumkan reinkarnasi SUV tersebut sebagai mobil listrik.
Proyek ini terwujud melalui kerja sama usaha patungan dengan produsen otomotif China, Chery, untuk menggunakan platform listrik mereka.
Baca Juga
"Kami percaya bahwa bekerja sama untuk mengembangkan model kolaborasi baru untuk pasar kendaraan listrik terbesar dan dengan pertumbuhan tercepat di dunia (China), dikombinasikan dengan daya tarik merek Freelander, menjanjikan masa depan yang sangat menarik bagi CJLR (Chery-Jaguar Land Rover)," kata CEO JLR, Adrian Mardell lewat keterangan tertulis.
Advertisement
Freelander akan menawarkan serangkaian mobil listrik dalam katalog lini baru bertenaga listriknya yang akan memulai penjualan di China, untuk selanjutnya dijual luas ke seluruh dunia.
Produk-produk tersebut akan dibuat di fasilitas manufaktur CJLR di Changshu, di bagian timur China, dan dirancang bersama tim Kreatif Chery dan JLR.
Fasilitas manufaktur tersebut sebelumnya telah melahirkan sedan Jaguar XFL dan XEL, SUV Jaguar E-Pace, SUV Land Rover Discovery, dan crossover Land Rover Evoque.
Untuk diketahui, kedua jenama ini telah menjalin kerja sama lokal selama 12 tahun untuk memasarkan dan memproduksi merek Jaguar Land Rover di China.
Memanfaatkan momentum kenaikan penjualannya sebesar 25 persen pada tahun lalu, CJLR ingin menunggangi tren elektrifikasi di China sebagai langkah selanjutnya, menyusul ketertinggalan Land Rover dalam hal itu.
Jaguar Land Rover Pinjam Platform Plug-In Hybrid dan Listrik Chery
Dilansir dari CarNewsChina, melalui siaran pers model premium milik Chery, Luxeed, platform arsitektur modular M3X dan E0X akan mendukung model elektrifikasi PHEV dan BEV Jaguar Land Rover nantinya. Meski begitu, belum diketahui pasti mana yang akan dipakai jajaran Freelander.
M3X adalah platform yang didedikasikan untuk kendaraan pembakaran internal (ICE) dan plug-in hybrid (PHEV). Platform ini memasangkan mesin peminum bensin dengan dua motor listrik melalui gearbox 3DHT165.
Pada awal kemunculannya, transmisi ini merupakan girboks pertama yang mengadopsi dua motor listrik dalam satu bodi.
DHT hybrid ini memiliki sembilan mode pengoperasian, 11 kombinasi gigi, dan jangkauan lebih dari 1000 km, dan efisiensi termal 44,5 persen. Platform M3X ini sebelumnya telah mendasari mobil Exeed RX PHEV, Chery Fulwin T9, dan lainnya.
Sementara arsitektur modular kedua, E0X adalah platform yang cocok untuk mobil listrik baterai (BEV) dan mobil listrik range extender (EREV) yang dikembangkan bersama oleh Chery dan Huawei.
Sasis ini dapat memanfaatkan sistem tegangan tinggi 800V, konsumsi energi 12 kWh/100 km, suspensi udara, dan dapat difungsikan untuk teknologi mengemudi otonom canggih. Basis ini telah menopang empat kendaraan Exlantix ES , Exlantix ET, Luxeed S7, dan Luxeed R7.
Advertisement
Merek Terkenal Ramai-Ramai Gandeng China untuk Kembangkan Mobil Listrik
Jaguar Land Rover bukanlah satu-satunya produsen mobil global yang berencana memproduksi kendaraan listrik di Tiongkok dengan dukungan teknologi dari mitra lokal.
Pada pameran mobil Beijing bulan April lalu, Mazda Motor Corp. memperkenalkan sedan Mazda EZ-6 yang dikembangkan bersama Changan Automobile Co. Mobil ini menggunakan teknologi EV cerdas dari Changan dan akan tersedia dalam varian EV serta hybrid plug-in, direncanakan diluncurkan di Tiongkok tahun ini.
Pada bulan Februari, setelah mengakuisisi 4,99 persen saham Xpeng, Grup Volkswagen mengungkapkan rencana untuk mengembangkan dua kendaraan listrik kompak untuk merek Volkswagen dengan perusahaan startup kendaraan listrik terkemuka di Tiongkok.
Bahkan sebelumnya, pada Juli 2023, grup Jerman ini mengumumkan usaha patungan dengan SAIC Motor Corp. untuk mengembangkan dan memproduksi model EV untuk merek premiumnya, Audi.
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Advertisement