Liputan6.com, Guangzhou - Toyota menggandeng mitra asal China, Guangzhou Automobile Group (GAC) guna meluncurkan mobil listrik pintar yang dilengkapi teknologi mengemudi otomatis serba canggih seperti Tesla Full Self-Driving. Model ini direncanakan untuk meluncur di China pada 2025.
Disitat dari Reuters pada Sabtu (29/6/2024), pada acara di Guangzhou, GAC Toyota telah mengumumkan model itu bernama Bozhi 3X bermodel SUV.
Baca Juga
Bozhi 3X akan memiliki sistem bantuan mengemudi canggih untuk parkir, navigasi di jalan raya, dan lalu lintas perkotaan.
Advertisement
Langkah ini akan memperkuat posisi jenama asal Jepang tersebut sebagai merek asing di pasar China yang memelopori teknologi mengemudi otomatis di sana.
Untuk urusan perangkat lunaknya, GAC Toyota mengandalkan kerja sama dengan Momenta Global, startup perangkat lunak pengemudi otomatis, yang juga melayani merek seperti Mercedes-Benz.
GAC Toyota juga menggandeng Huawei untuk mengintegrasikan perangkat lunak operasional tersebut ke dalam kendaraan.
Kolaborasi ini bertujuan untuk mengembalikan pangsa pasar mereka yang perlahan mulai kalah pamor dengan pesaing lokal China dalam teknologi mobil pintar.
Untuk diketahui, Toyota menduduki peringkat kelima di antara semua merek berdasarkan penjualan mobil di Tiongkok selama empat bulan pertama tahun ini. Meski begitu, penjualannya mengalami penurunan 22 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Terdampak Perang Harga, Produksi Global Toyota Turun pada Mei 2024
Toyota Motor Corporation mengumumkan produksi globalnya pada Mei 2024, turun 4,1 persen dari periode yang sama pada 2023. Jumlah produksi dari pabrikan asal Jepang ini, kini menjadi 812.191 unit.
Disitat dari Kyodo, angka tersebut sekaligus menandai penurunan berturut-turut dalam empat bulan terakhir. Pasalnya, produsen Negeri Matahari Terbit ini, terus menghadapi persaingan yang cukup ketak di pasar China.
Produksi Toyota di luar Jepang juga sendiri turun 7,0 persen, menjadi 556.877 unit karena produksi di Tiongkok anjlok 21,7 persen. Hal tersebut, dikarenakan perang harga yang tengah berlangsung dengan merek lokal China.
Sementara itu, produksi Toyota di Eropa juga mengalami penurunan 5,3 persen karena hari kerja yang lebih sedikit di Prancis, sementara produksi di Amerika Utara naik tipis 0,8 persen.
Sedangkan di rumah sendiri, alias Jepang mengalami pertumbuhan 2,8 persen menjadi 255.314 unit meskipun ada penghentian produksi Prius yang diberlakukan sejak April.
Advertisement