Sukses

Pemerintah Fokus Kurangi Penggunaan BBM dengan Program Biodiesel dan Bioetanol

Pemerintah Indonesia gencar mendorong penggunaan biodiesel dan kendaraan listrik untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Target 2,2 juta kendaraan listrik pada 2030 menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam mewujudkan energi bersih.

Liputan6.com, Tangerang - Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mempercepat transisi energi menuju sumber energi bersih dan berkelanjutan. Salah satu fokusnya adalah pengembangan bahan bakar alternatif seperti biodiesel dan bioetanol, serta mendorong penggunaan kendaraan listrik.

"Kita fokus mengurangi penggunaan BBM melalui program biodiesel dan bioethanol," ujar Harris, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (BBSP KEBTKE) Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, saat diskusi di Kabupaten Tangerang, Senin 22 Juli 2024.

Saat ini, Indonesia telah menerapkan penggunaan biodiesel B35 untuk kereta api. B35 merupakan campuran bahan bakar minyak solar dengan 35% minyak kelapa sawit. Pemerintah pun tengah menguji coba penggunaan biodiesel B40 untuk transportasi kereta api.

"Indonesia adalah satu-satunya negara yang menerapkan B35 sejak 2021 dan akan naik ke B40. Saat ini, kami tengah dalam proses pengetesan dan evaluasi," kata Harris.

Selain biodiesel, pemerintah juga gencar mendorong penggunaan kendaraan listrik. Targetnya adalah mencapai populasi 2,2 juta kendaraan listrik roda empat dan 13 juta unit roda dua pada tahun 2030.

"Program EV sudah mulai berjalan, meskipun masih membutuhkan akselerasi lebih besar. Namun, dalam lima tahun terakhir, kita sudah melihat hasilnya," jelasnya.

Langkah ini diambil untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada energi fosil. Saat ini, 87% kendaraan di Indonesia masih bergantung pada energi fosil seperti batu bara, gas, dan minyak. Sektor transportasi khususnya, masih mengandalkan BBM seperti solar dan bensin, yang sebagian besar diimpor.

Produksi BBM di dalam negeri hanya sekitar 600.000 barel per hari, sementara kebutuhan kita mencapai 1,5 juta barel per hari. Jadi, kita masih mengimpor sekitar 900.000 barel per hari, ungkap Harris.

Dengan berbagai upaya ini, pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen kuat untuk membangun masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, dengan fokus pada pengembangan biodiesel, bioetanol, dan kendaraan listrik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Toyota Dukung Penggunaan Bioetanol

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mendorong pemanfaatan bahan bakar bioetanol di sektor transportasi guna meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan.

"Bisa dikatakan kita sudah sukses di biosolar karena sekarang sudah di B35 dan segera ke B40, tapi ini saja tidak cukup. Transisi energi atau transformasi energi belum selesai, kita masih bergantung pada bahan bakar fosil. Oleh karena itu harus dilengkapi oleh bioetanol ini," kata Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam.

Bob menjelaskan, di beberapa negara, penggunaan bahan bakar etanol sudah umum, seperti E10 dan E20 di Amerika Serikat. Mesin-mesin Toyota juga sudah dirancang sedemikian rupa agar bisa menggunakan campuran bahan bakar tersebut tanpa memerlukan perubahan spesifikasi signifikan.

Toyota berharap bioetanol bisa menjadi salah satu pilar utama dalam transisi menuju penggunaan energi terbarukan di Indonesia. Bob mengemukakan bahwa meskipun saat ini Indonesia belum memproduksi etanol secara massal, pemenuhan kebutuhan jenis bahan bakar ini bisa dipenuhi dengan impor.

"Kita bisa melakukan impor tapi di-trade off dengan ekspor. Jadi, sebenarnya membuka peluang bagi ekonomi kita untuk tumbuh dengan adanya etanol ini dengan melakukan trade off," kata Bob.

"Makanya kita segera komunikasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, bahwa ini bisa trade off dengan negara lain," dia menambahkan.

 

3 dari 4 halaman

Mobil Konsep Kijang Innova Zenix Hybrid FFV

Dalam upaya mendukung penggunaan bioetanol di sektor transportasi, Toyota menyiapkan kendaraan berbahan bakar fleksibel (flex fuel vehicle/FFV). FFV adalah mobil yang dirancang dapat menggunakan campuran bensin dan bahan bakar alternatif, seperti etanol.

Kendaraan ini memiliki mesin yang dapat beroperasi dengan berbagai kombinasi bensin dan etanol atau etanol 100 persen, yang menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca selama pembakaran.

Teknologi FFV antara lain diterapkan pada mobil konsep Kijang Innova Zenix Hybrid FFV. Kendaraan konsep ini menggunakan motor listrik yang dipadukan dengan mesin pembakaran dalam berbahan bakar etanol, sehingga lebih ramah lingkungan.

Mobil konsep Kijang Innova Zenix Hybrid FFV dapat menggunakan etanol yang berasal dari tebu, sorgum, jagung, singkong, dan sebagainya tergantung pada ketersediaan sumber daya di wilayah setempat.

Selain pada mobil konsep Kijang Innova Zenix Hybrid FFV, teknologi ini diterapkan pada Toyota Fortuner FFV.

 
4 dari 4 halaman

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Mobil listrik, mobil yang digerakkan dengan motor listrik,pakai energi listrik yang disimpan dalam baterai atau tempat penyimpan energi lain

    Kendaraan Listrik

  • Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari bahan alami yang terbarukan, seperti minyak nabati dan hewani.

    Biodiesel

  • Mobil listrik, mobil yang digerakkan dengan motor listrik,pakai energi listrik yang disimpan dalam baterai atau tempat penyimpan energi lain

    Mobil Listrik

  • Bioetanol