Liputan6.com, Solo - Gelaran Daihatsu Kumpul Sahabat yang berlangsung di Solo pada akhir pekan lalu menyisakan sepenggal cerita menarik. Dalam acara tersebut terdapat Daihatsu Fellow Max kelir kuning keemasan yang menarik perhatian.
Mobil klasik bergaya taksi dengan pelat nomor Jepang itu merupakan lansiran 1976, bermesin 2-Tak dan hanya berkubikasi 360 cc.
Baca Juga
“Dulu saya dapat bahan seharga Rp25 juta dengan kondisi rusak parah. Terus direstorasi sedikit demi sedikit. Waktu itu beli pada 2019. Dulu warna hijau, sedangkan di STNK coklat, jadi dikembalikan ke kelir aslinya. Adapun biaya restorasi total Rp65 jutaan (belum termasuk harga beli). Perbaikan paling besar di sektor bodi sama mesin. Soalnya dapatnya benar-benar bahan. Proses pengerjaan sendiri sekitar satu tahun di bengkel sendiri,” beber Agoenk Retro, pemilik Daihatsu Fellow Max.
Advertisement
Untuk diketahui, Daihatsu Fellow Max menggunakan mesin ZM dua silinder dua tak berpendingin air, berikut ruang bakar 356 cc. Tenaga mencapai 23 PS.
Enjin ini juga dipakai Hijet lawas, plus transmisi manual empat percepatan. Jantung mekanis kecil dengan sistem oli samping ini beratnya hanya 128 lb atau 58 kg.
Nah, pada Mei 1976 karena ada ubahan regulasi mengenai kei car di Jepang. Daihatsu melakukan penyempurnaan mesin berkode AB10 menjadi 547 cc 4-Tak, menggantikan ZM 2-Tak.
Mereka juga menggunakan sasis baru berkode L40V. DNA Fellow tetap dilekatkan dengan menggunakan nama Max 550. Kecepatan puncaknya diklaim tembus 110 km/jam. Itulah sejarah singkat terkait perkembangan Fellow Max.
Sedangkan mobil yang dipajang kemarin. Bentuknya sangat mungil dan menjadi "mbahnya" kei car di Jepang. Ia memiliki panjang 2.995 mm, lebar 1.295 mm, tinggi 1.290 mm, jarak sumbu roda 2.090 mm dan bobot keseluruhan 510 kg.
Mobil ini dibuat di pabrik Daihatsu Ikeda, Osaka. Barang yang Anda lihat menggunakan format empat pintu. Mereka juga memproduksi versi dua pintu dan van tiga pintu.
Kondisi Terawat
Walau barang lawas, namun dekorasi interior Daihatsu Fellow Max ini lumayan rapi. Jok dilapisi kulit sintetis warna gelap, termasuk di bagian lingkar kemudi.
Logo Max di tengah setir masih dipertahankan. Meter cluster juga terlihat masih berfungsi. Hanya saja ada di beberapa titik cat mulai terkelupas di panel bodi luar.
“Dulu yang kurang saya carikan (kelengkapannya). Emblem yang terpasang itu orisinal semua. Ini mobilnya bisa jalan. Kalau AC, dari angin jendela, tidak kuat dipasang karena ini mobil 360 cc dua silinder, dua stroke. Kemarin itu mau ditukar motor Cagiva Mito, tapi saya harus tambah dana sekitar Rp15 jutaan. Tapi ini masih nego-nego. Mereka maunya terima beres semua, repaint lagi. Kalau ada yang berminat ya silahkan,” imbuh Agoenk, menjelaskan teknis Daihatsu Fellow Max.
Sumber: Oto.com
Advertisement