Sukses

Honda Recall CR-V Hybrid di Amerika, Bagaimana dengan Indonesia?

Honda di Amerika telah melakukan penarikan kembali untuk diperbaiki alias recall untuk CR-V hybrid atau e:HEV

Liputan6.com, Jakarta - Honda di Amerika telah melakukan penarikan kembali untuk diperbaiki alias recall untuk CR-V hybrid atau e:HEV. Kampanye perbaikan ini, disebabkan oleh adanya cacat produksi terkait baterai, yang dapat menyebabkan mobil terbakar.

Secara total, ada 98 unit Honda CR-V Hybrid 2023 yang ditarik kembali. Kendaraan-kendaraan ini diproduksi antara 6 Oktober 2022 dan 24 Januari 2023.

Lalu, dengan adanya masalah Honda CR-V hybrid ini, apakah juga berpengaruh terhadap model yang dijual di Indonesia?

Yusak Billy, Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) mengatakan, pihaknya belum mendapatkan kabar, terkait apakah Honda CR-V hybrid yang dijual di Indonesia ini terdampak atau tidak.

"Kita belum dapat kabar. Tapi kalau sudah ada kabar, pasti saya informasinya segera mungkin, karena itu sangat penting," jelas pria yang akrab disapa Billy, saat ditemui di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (19/10/2024).

Sementara itu, Billy juga mengatakan, untuk suplai baterai, juga belum diketahui pasti apakah sama dengan yang dijual di Negeri Paman Sam.

"Karena kita dapatnya dari Thailand ya, mobilnya. Baterai juga belum dapat informasi ya," tegasnya.

2 dari 3 halaman

Cacat Produksi Baterai

Dalam pernyataan resminya, Honda mengatakan beberapa terminal negatif di dalam kemasan baterai lithium-ion di Honda CR-V hybrid diproduksi dengan ketebalan sisa pelapis tembaga yang tidak mencukupi.

Cacat produksi ini, dalam menyebabkan pelapis retak, yang dapat mengekspos alumunium di bawahnya.

Sehingga, ketika alumunium berinteraksi dengan elektrolit baterai, dapat membentuk paduan yang membahayakan integritas sel baterai. Dalam kondisi terburuk, dapat menyebabkan terminal atau busbar di dalam baterai rusak.

Jika kerusakan tersebut terjadi, pemilik tidak bisa mengendarai kendaraannya. Namun, jika kerusakan terjadi saat baterai masih terisi daya, ada kemungkinan percikan api meningkatkan risiko kebakaran, tabrakan, atau cedera.

Sementara itu, baterai lithium-ion yang dimaksud dipasok oleh Panasonic, yang merupakan pemain utama dalam industri baterai.

3 dari 3 halaman

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia