Liputan6.com, Jakarta - Percepatan elektrifikasi tengah gencar-gencarnya dilakukan industri otomotif seluruh dunia, termasuk Indonesia. Mazda Indonesia pun selaku pemain otomotif di Tanah Air mulai bermain di segmen kendaraan ramah lingkungan khususnya bertenaga hybrid.
Selain berencana menambah line-up model hybrid, Mazda juga berkeinginan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik, yang ditujukan untuk mengurangi limbah penggunaan baterai EV. Termasuk di antaranya membangun fasilitas pabrik recycle baterai.
Baca Juga
Jenama asal Jepang itu bakal menggandeng sejumlah mitra untuk menangani secara langsung fasilitas pabrik baterai tersebut.
Advertisement
“Dan baterai itu nanti akan di-handling oleh third party. Jadi bukan kami yang akan handling, kita udah kerjasama untuk pengiriman dari third dealer, ditaruh di storage dan baterai itu akan dikelola oleh third party recycling company,” ujar Glenn Reinner, Produk dan Dealer Marketing PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) saat di temui di dealer Mazda Simprug, Jakarta Selatan, Senin (2/12/2024).
“Kita udah tunjuk company-nya, mereka akan yang bertanggung jawab untuk me-recycle baterai tersebut,” tambahnya.
Lebih lanjut, Glenn menyebut bahwa kemungkinan salah satu model Mazda yang akan menjajal baterai daur ulang adalah CX-60.
“Kalau bisa dibilang bisa jadi baterai untuk CX-60 mungkin. Itu juga ada baterainya juga kan, walaupun kecil. Jadi kalau 8 tahun 2032 paling cepat ya,” kata Glenn.
Rencana Penggunaan Fasilitas Pabrik Baterai Daur Ulang
Walaupun tidak dijelaskan perusahaan apa yang menjalin kerjasama, namun Mazda menerangkan bahwa pihaknya telah bermitra dengan dua perusahaan, untuk menjalankan fasilitas baterai daur ulang tersebut.
Nantinya, hasil baterai bekas yang didaur ulang di pabrik itu akan digunakan untuk kendaraan listrik Mazda di masa mendatang.
“Tapi yang pasti kita udah menjalin kerjasama dengan dua perusahaan tersebut untuk meng-handling baterai bekas dari mobil Mazda ke depan,” ucap Reinner.
Mazda ingin memberikan kemudahan kepada konsumen agar tidak mengalami kesulitan dalam menangani baterai.
Produsen itu akan melibatkan tim after-sales untuk membantu menangani mesin serta mengumpulkan baterai dari tempatnya, yang kemudian diserahkan kepada perusahaan khusus yang berfokus pada proses daur ulang baterai.
“Gimana customer tidak susah untuk meng-handling baterai jadi dikasih aja. Jadi di situ team after sales kita bantu engine untuk nge-collect baterai-baterainya dari tempatnya. Terus kita serahkan ke company yang benar-benar spesifik untuk me-recycle si baterai itu sendiri,” tutupnya
Advertisement