Liputan6.com, Jakarta - BYD Jepang resmi menandatangani perjanjian kerja sama dengan pemerintah daerah Jepang, menjadikan mobil bertenaga listrik murninya sebagai sumber daya untuk sejumlah fasilitas umum, seperti rumah sakit, tempat penampungan, dan fasilitas lainnya, jika terjadi bencana alam. Program kerja sama ini melibatkan 10 gerai BYD di Negeri Matahari Terbit tersebut.
Alasan kerja sama itu terjalin karena kendaraan listrik murni BYD memiliki fungsi "Vehicle to Home" (V2H), yang dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk keperluan rumah tangga atau bisnis dalam keadaan darurat.
Baca Juga
Salah satu model BYD, Atto 3, yang sudah dibekali sistem V2H dapat menyediakan daya listrik untuk kebutuhan rumah tangga selama sekitar 4 hari.
Advertisement
Untuk diketahui, pada Juli 2022, BYD resmi mengumumkan tiga model listrik murninya yang pada saat itu akan masuk ke pasar Jepang. Model tersebut di antaranya Atto 3, Seal, dan Dolphin .
Selanjutnya, pada (9/1/2023), BYD resmi meluncurkan Atto 3 dan Dolphin di pasar Jepang. Lalu menyusul model Seal yang juga diluncurkan pada Juni 2024.
Penjualan BYD di Pasar Jepang
Disitat Carsnewschina pada (6/12/2024), Jenama asal Tiongkok ini berhasil menguasai pangsa pasar untuk kendaraan listrik di Jepang.
Terhitung dari Januari hingga September tahun ini, penjualan mobil BYD di Jepang berjumlah 1.742 unit, yang mana mengalami peningkatan 96,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, namun untuk volume penjualan secara keseluruhannya tidak terlalu banyak.
Sebagai perbandingan,menurut JAIA, volume penjualan mobil impor di Jepang mencapai 113.887 unit pada paruh pertama di 2024, yang mana turun 7% dari tahun ke tahun.
Secara spesifik, penjualan untuk kendaraan listrik murni mencapai 10.785 unit, yang mencakup hampir 10% dari total jumlah mobil impor di Jepang.
Penjualan BYD di Jepang pada paruh pertama tahun ini meningkat 88% dari tahun ke tahun menjadi 1.084 kendaraan, dan peringkat BYD dalam penjualan mobil impor di Jepang juga ikut naik dari peringkat ke-19 pada periode yang sama 2023, kini menjadi peringkat ke-14.
Bahkan kompetitor EV asal AS, Tesla hanya menjual sekitar 4.000 hingga 5.000 kendaraan per tahun di pasar Jepang.
Meski begitu, angka tersebut menunjukan bahwa pengguna roda empat di Jepang tidak begitu tertarik dengan kendaraan listrik murni.
Sebaliknya, mereka tampaknya lebih menyukai model hibrida, yang dinilai lebih ekonomis dan hemat bahan bakar.
Advertisement