Liputan6.com, Jakarta - Toyota baru-baru ini mengabarkan hal yang mengejutkan untuk pasar otomotif. Pasalnya jenama asal Jepang itu memutuskan untuk menunda peluncuran sejumlah kendaraan listrik terbarunya, termasuk Lexus LF-ZC dan LF-ZL.Â
Rencananya beberapa kendaraan tersebut akan diluncurkan pada 2026. Namun, karena produsen itu menunda peluncuran, sejumlah kendaraan itu dijadwalkan bakal diperkenalkan paling cepat pada pertengahan 2027.Â
Baca Juga
Kendati demikian, Toyota punya alasan di balik penundaan ini. Mereka membutuhkan waktu tambahan untuk menyempurnakan teknologi pada fasilitas produksinya.Â
Advertisement
Salah satunya adalah metode giga-casting, yang sebelumnya dipopulerkan oleh Tesla. Teknologi ini dapat menekan biaya sekaligus mempercepat proses produksi.
Meski tertunda, Toyota tetap berkomitmen pada inovasi kendaraan listrik. Produsen itu tengah mengembangkan baterai canggih dengan jarak tempuh lebih dari 1.000 km, menurut standar WLTP. Baterai ini juga mendukung pengisian cepat, dari 10 persen hingga 80 persen hanya dalam sekitar 20 menit.
Sebagai perbandingan, jarak tempuh Toyota bZ4X saat ini mencapai jarak tempuh hingga 516 km berdasarkan WLTP, atau sekitar 406 km menurut estimasi EPA, untuk versi penggerak roda depan atau FWD.
Â
Target Produksi EV Toyota Turun
Strategi baru Toyota tentu akan memengaruhi target produksi kendaraan listriknya. Pada 2026, Toyota hanya akan memproduksi 1 juta mobil listrik, yang mana turun dari target awal 1,5 juta.
Namun, hal ini bukanlah kejutan besar di industri otomotif, sebab beberapa produsen lain seperti Ford, GM, dan Volkswagen juga menunda rencana peluncuran kendaraan listriknya.Â
Keputusan yang diambil ini menunjukkan tantangan besar yang sedang dihadapi para produsen mobil, yang beralih dari mesin berbahan bakar ke kendaraan nol emisi.Â
Mereka perlu mengatur dan merencanakan strategi yang tepat dan harus hati-hati untuk menyeimbangkan antara teknologi, efisiensi produksi, dan perubahan pasar.
Penundaan ini diperkirakan bisa menjadi hambatan yang lebih besar bagi Toyota. Disaat memutuskan untuk menunda, tentu akan memberikan peluang bagi kompetitor (dalam meluncurkan jenis kendaraan yang sama) untuk mengambil kesempatan dan melangkah lebih jauh kedepan.Â
Hal ini kemungkinan akan membuat Toyota menjadi semakin sulit menghadapi persaingan kendaraan listrik di masa depan.
Â
Â
Advertisement