Liputan6.com, Jakarta - Pengisian daya baterai mobil listrik bisa dilakukan secara umum maupun privat. Yang pasti, harus tersedia sumber listrik, adaptor, juga konektor yang terhubung ke baterai.
Setidaknya, ada dua macam pengisian daya baterai mobil berdaya setrum. Pertama on-board charger dan opsi kedua, off-board charger.
Baca Juga
Jika melalui metode on-board charger, Anda dapat mengisi daya dari mobil listrik yang sudah terpasang charger di dalam mobil.
Advertisement
Listrik yang masuk menggunakan arus bolak-balik (AC). Jadi, charger inilah yang berfungsi sebagai adaptor yang mengubah arus bolak-balik (AC) dari luar menjadi arus searah (DC). Kemudian daya dimasukkan ke dalam baterai.
Kalau off-board charger, berarti pengisi daya yang posisi charger terpisah. Betul, tidak menjadi satu dengan sistem pengisian baterai dalam mobil.
Setrum yang masuk merupakan arus searah (DC) dan langsung dimasukkan ke dalam baterai.
Mobil listrik kebanyakan menggunakan sistem pengisian daya on-board charger. Untuk jenis off-board charger jarang ditemui. Namun beberapa mobil listrik mendukung off-board charging.
Kemudahan Mengisi Baterai Mobil Listrik
Keunggulan dari mobil listrik murni adalah cara pengisian sangat mudah juga fleksibel. Mobil jenis BEV dilengkapi pilihan untuk pengisian baterai.
Anda dapat menggunakan in-cable control box (ICCB) / portable charger. Khusus dirancang agar pengguna bisa ngecas melalui stop kontak standar di dalam rumah atau di mana pun.
Lewat SPKLU juga bisa, bahkan bisa mengisi sekitar satu jam lewat mode fast charging. Untuk menemukan lokasi pengisian umum, bisa unduh dan gunakan aplikasi Charge.in.
Kemudian cari tahu seberapa lama pengecasan. Rumus menghitungnya pengisian daya ialah jumlah kapasitas baterai dibagi dengan kapasitas charger.
Misal mobil tertentu memiliki kapasitas baterai 75 kWh dan kapasitas charger 22 kW. Berarti butuh waktu sekitar 3 hingga 4 jam pengisian hingga penuh. Di Indonesia, sedikitnya terdapat tiga tipe port charging.
Combinations Plug (Combined Charging System - CCS)
Tipe konektor pengisian ini termasuk yang paling lazim ditemui di Indonesia. Desainnya dibuat untuk arus DC pengisian cepat. Mobil listrik dengan tipe ini kerap menyertakan alat converter buat pengisian AC di dalam rumah.
Bentuknya cukup unik, terdapat soket dua pin DC yang digabungkan dengan konektor 7 pin Type 2, biasanya diberi nama CCS Combo 2. Selain itu ada juga model Type 1 5 pin dengan konektor DC di bagian bawah konektor AC.
Pada saat penggunaan, kedua lubang soket dicolok semua. Namun saat arus DC sebenarnya hanya dua pin DC yang mengalirkan listrik. Saat pengisian dengan arus AC di rumah, maka konektor Type 2 yang mengambil fungsi pengisian.
CHAdeMO
Berasal dari singkatan "Charge de Move", salah satu sistem konektor untuk arus DC pengisian cepat. Jenis konektor ini banyak ditemui di Jepang sejak 2010. Beberapa model Toyota dan Nissan EV memakainya.
Sistem ini bisa menerima arus berkekuatan 400 kW, bahkan dalam pengembangannya mampu mengantarkan daya hingga 900 kW.
Jika CCS bentuknya menyatu, maka CHAdeMO memiliki bentuk terpisah untuk jenis arus yang berbeda. Secara penggunaan sebenarnya sama dengan model CCS.
GB/T
Yang terakhir ialah sistem pengisian daya cepat (DC Fast Charging) menggunakan soket GB/T. Di Indonesia, hanya Wuling yang memakai sistem ini karena merupakan standar global platform mereka.
Jadi Anda tidak bisa mengisi baterai mobil listrik di SPKLU, karena “colokannya” berbeda. Harus ada adapter socket lagi.
Dan sementara ini baru sekitar berdiri sekitar belasan titik pengisian GB/T dan ditarget tembus 100 lokasi hingga akhir 2024.
Sumber: Oto.com
Advertisement