Liputan6.com, Jakarta - Wuling Almaz RS Pro Hybrid menjadi salah satu produk andalan Wuling Motors (Wuling) di pasar otomotif Indonesia. Tak cuma ramah lingkungan, SUV 7-seater ini juga memiliki teknologi terkini yang dapat meningkatkan kenyamanan saat berkendara.
Hal itu diamini Heldi, pengguna Wuling Almaz RS Pro Hybrid yang berdomisili di Bogor, Jawa Barat. Dirinya memilih Wuling Almaz RS Pro Hybrid lantaran kelengkapan fitur serta efisiensi bahan bakarnya.
"Saya pilih karena fiturnya komplit dan juga hemat BBM," ujar pria yang telah menggunakan Wuling Almaz RS Pro Hybrid sejak 10 bulan lalu itu.
Advertisement
Odometer yang tertera di multi information display (MID) kendaraannya kini sudah mencapai angka 10 ribu kilometer lebih.
Heldi mengaku, ada beberapa fitur pada Wuling Almaz RS Pro Hybrid yang disukai, seperti ADAS, Wuling Indonesian Command (WIND), dan IoV.
"ADAS sangat membantu pada saat kita berkendara dalam keadaan macet ataupun dalam keadaan ada salipan mendadak, ADAS bisa membantu pengereman secara otomatis," kata dia.
Untuk diketahui, selain ADAS, WIND, dan IoV, Wuling Almaz RS Pro Hybrid juga dilengkapi Panoramic sunroof, start-stop button, 360 Camera, Electric Parking Brake (EPB) dan Auto Vehicle Holding (AVH).
Kemudian ada juga Traction Control System (TCS), Hill Hold Control (HHC) Anti-lock Braking System (ABS), EBD, Brake Assist (BA), Electronic Stability Control (ESC), TPMS, Immobilizer, Front & Side Airbag, Emergency Stop Signal (ESS), wireless charging pad, dan built-in air purifier.
Sistem hybrid pada SUV yang diproduksi di Cikarang ini memiliki tiga mode, yakni EV Mode, Parallel Mode, dan Series Mode. Ketiganya bekerja otomatis sesuai pembacaan komputer terhadap kebutuhan beban, tenaga dan torsi.
Cara Kerja Sistem Hybrid Almaz
Saat menggunakan EV mode, roda digerakkan penuh oleh motor listrik yang bersumber dari energi baterai. Mesin pembakaran pun otomatis mati dan tidak ada emisi gas buang yang keluar dari lubang knalpot.
Dan perlu diketahui, mode ini dapat beroperasi hanya dalam kecepatan rendah, seperti saat hendak parkir atau melaju di kecepatan rendah.
Sementara parallel mode, mesin pembakaran dan motor listrik akan berbagi beban kerja untuk menggerakkan roda secara bersamaan.
Perpindahan antar mode ini berlangsung otomatis dan halus. Ini tidak terlepas dari peran sistem transmisi dedicated hybrid transmission (DHT) yang dianut.
Sedangkan pada Series mode, mesin konvensional akan bekerja mengisi daya baterai, sementara roda tetap digerakkan oleh motor listrik.
Jadi, selain lebih irit BBM karena mesin konvensional tidak digunakan secara terus menerus, teknologi hybrid pada mobil seharga Rp 442 juta OTR Jakarta itu juga membuat kendaraan lebih rendah emisi gas buang, minim getaran dan suara mesin, serta adanya peningkatan performa akselerasi.
Sumber: Oto.com
Advertisement