Sukses

Jelang Libur Nataru, BUJT Wanti-Wanti Mobil Listrik Parkir di SPKLU

Walaupun penggunaan kendaraan listrik meningkat, BUJT menerangkan tidak perlu melakukan penambahan pada SPKLU. Sebab fasilitas tersebut, yang sudah tersedia saat ini, sudah lebih dari cukup.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam menghadapi momen liburan natal dan tahun baru (Nataru), sejumlah pihak termasuk Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) melakukan persiapan yang matang demi kelancaran momen liburan tersebut. 

BUJT memprediksi volume kendaraan pada Nataru mengalami lonjakan dibanding tahun sebelumnya yakni sebesar 2,8 persen atau meningkat menjadi 110 juta kendaraan. 

Di saat bersamaan, penggunaan kendaraan elektrifikasi di Tanah Air kian meningkat. BUJT selaku pengelola jalan tol, telah menyiapkan layanan dan infrastruktur kendaraan listrik untuk mengakomodir perjalanan Nataru. 

“Yang bisa kita berikan SPKLU (Sistem Pengisian Kendaraan Listrik Umum) aja,” ujar Sony Sulaksono Wibowo, Anggota Badan Pengatur Jalan tol, pada saat diwawancarai di Amania Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2024). 

Walaupun penggunaan kendaraan listrik meningkat, Sony mengatakan tidak melakukan penambahan pada SPKLU. Menurutnya fasilitas tersebut, yang sudah tersedia saat ini, sudah lebih dari cukup. 

“Sebenarnya dari sisi volume kendaraan listrik yang ada dengan kebutuhan yang ada sudah cukup jumlah SPKLU,” kata Sony. 

Meski tidak ditambah, SPKLU yang sudah disediakan BUJT mengalami kenaikan dibanding awal tahun ini, yaitu dari 33 menjadi 93 unit. 

“Di Sumatera ada 25, di non Trans-Jawa ada 15, di Trans-Jawa ada 53. Dan saya kira kalau itu cukup kok,” ucap Sulaksono. 

 

2 dari 2 halaman

Penyalahgunaan Fasilitas SPKLU

Pada momen Nataru nanti, menurut Sony yang menjadi persoalan bukan kuantitas SPKLU, namun perilaku pengendara yang memanfaatkan SPKLU. 

Sony menyebut alih-alih digunakan untuk pengisian daya kendaraan listrik, justru dipakai untuk parkir. 

“Permasalahannya di SPKLU adalah pada saat kondisi mudik itu dimanfaatkan untuk parkir. Ini yang coba kita diskusikan bagaimana caranya SPKLU tidak dijadikan parkir, kata Wibowo. 

“Artinya sengaja dia parkir mumpung dia mobil listrik. Padahal dia belum ngecas. Misalnya baterainya 80 persen tapi dia pura-pura ngecas agar bisa dapat parkir di situ. Ini yang coba kita ingatkan kepada masyarakat,” tambahnya. 

Menurut keterangan Sony, kejadian tersebut berdasarkan aduan dan laporan dari pihak BUJT. 

Meski ditemukan ketika hari biasa maupun weekend, Sony mengkhawatirkan pada saat momen Nataru nanti akan banyak terjadi. Pasalnya perilaku tersebut dapat mempersempit fungsi fasilitas kendaraan listrik. 

“Ada yang melaporkan dari BUJT terkait kejadian tersebut. Memang temuannya itu belum pada saat kondisi-kondisi seperti sekarang. Hal itu ditemukan pada hari-hari biasa atau pada saat Weekend,” ujarnya

“Nah, ini kalau kebiasaan ini dipake di nanti pada saat Nataru itu kan sangat merepotkan. Tolong bahwa SPKLU hanya digunakan untuk ngecas. Bukan untuk parkir gratis,” tutupnya.