Sukses

Optimalkan Sistem Pembakaran, TUSS Jadi Solusi Dongkrak Performa dan Efisiensi BBM

Teknik Tune Up Semi Sport alias TUSS yang telah dipatenkan Provis Autolab berfokus pada pengoptimalan sistem pembakaran sehingga mampu meningkatkan performa dan hemat dalam penggunaan BBM

Liputan6.com, Jakarta - Provis Autolab (Provis) menjadi salah satu bengkel legendaris yang masih eksis hingga saat ini. Bengkel alternatif bagi berbagai merek mobil ini bermarkas di Jalan W.R Supratman No.2, Rengas, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Perjalanan yang telah dilalui bengkel ini sangat lah panjang. Owner Provis Jasin Stefanus menyebut, usia bengkel ini hampir 29 tahun dan tercatat ribuan mobil telah ditangani.

"Bengkel ini berdiri karena berawal dari hobi. Kami buka Provis sejak Januari 1996 di sini tidak pernah pindah ke tempat lain," ucap Jasin saat ditemui Liputan6.com di bengkelnya belum lama ini.

Salah satu layanan yang menjadi andalan di bengkel ini adalah Tune Up Semi Sport (TUSS). Teknik yang berguna untuk meningkatkan performa dan efisiensi bahan bakar ini telah ia temukan tak lama setelah bengkel berdiri namun baru dipatenkan secara resmi pada 2012.

"Bermula dari pengerjaan porting polish, cuma karena kami berhasil menemukan rahasianya langsung kami daftarkan hak paten untuk teknik yang dinamakan Tune Up Semi Sport (TUSS). Jadi teknik ini sudah berbeda sekali dengan yang namanya porting polish," ujar Jasin.

"Kalau porting polish itu kan umumnya dipakai untuk balap, terus yang diperoleh itu tenaga di RPM atas. Biasanya juga dipapas cylinder head-nya tapi kalau kita kan tidak, semuanya masih standar," jelasnya.

"Dan teknik kami dominannya torsi di RPM rendah, jadi cocoknya untuk harian atau jalan menanjak. Kalau torsi bawah besar itu membantu untuk menghemat BBM (bahan bakar minyak)," sambungnya lagi.

Lebih lanjut dirinya menyampaikan, pengerjaan yang dilakukan pada teknik TUSS adalah pada bagian cylinder head, katup, bentuk ruang bakar, saluran intake, hingga exhaust.

"Jadi kami perbaiki lagi keluar masuknya bahan bakar dan kami tingkatkan efisiensi pembakarannya. Manfaatnya ada banyak, salah satunya tenaga bertambah. Kalau tenaga meningkat otomatis efisiensi BBM akan mengikuti. Getaran dan suara mesin pun jadi minim," tuturnya.

 

2 dari 2 halaman

Tak Ada Alat Tambahan dan Bisa Pakai Oktan 90

Jasin juga memastikan, dalam pengerjaan Teknik TUSS ini tidak ada komponen ataupun alat tambahan yang digunakan untuk membantu meningkatkan performa dan efisiensi BBM.

"Jadi di TUSS itu kami tidak mengaplikasikan komponen atau alat khusus, tidak pakai aditif, tampilan mesinnya semua masih standar, tidak ada tambahan apapun,"

Menariknya, performa mesin mobil yang telah di-TUSS tetap optimal meski menggunakan BBM dengan oktan 90.

"Kalau pembakaran bagus, oktan rendah pun kebakar juga ternyata, itu kan menunjukkan peningkatan efisiensinya banyak. Pakai oktan tinggi boleh saja tapi untuk apa, sayang pengeluarannya," kata Jasin.

"Pernah ada laporan (konsumen) sering pakai oktan lebih tinggi bikin mesin cepat panas akibatnya tenaganya jadi kurang, iritnya juga berkurang. Mungkin kompromoinya pakai Oktan 92," tambahnya.

Sekadar informasi, pengerjaan TUSS umumnya memakan waktu antara 4-5 hari dengan biaya mulai dari Rp 6 jutaan.

"Pengerjaan untuk mobil Jepang sekira 4-5 hari, kalau mobil Eropa lebih lama karena bongkar pasangnya lebih rumit. Sementara untuk range harga Rp 6-7 jutaan untuk mobil Asia, dan mobil Eropa antara 8-9 jutaan," tutup Jasin.